Sabtu 23 Mar 2019 09:24 WIB

Mewaspadai Bahaya Gim PUBG

Gim PUBG berisi kekerasan yang digemari kaum anak dan remaja.

Gim PUBG.
Foto: Malavida.com
Gim PUBG.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Rahma Sugihartati, Dosen Masyarakat Informasi di FISIP Universitas Airlangga

Persentuhan anak-anak dengan informasi dan teknologi digital adalah sebuah keniscayaan yang tidak terhindarkan pada era masyarakat postmodern.

Namun, yang menjadi persoalan ketika kehadiran gim dan informasi yang muncul akibat perkembangan teknologi informasi dan internet makin tidak terkontrol, maka ekses negatif pun mulai mengancam dan menjadi keprihatinan masyarakat.

Setelah tahun lalu masyarakat dihebohkan akibat munculnya gim-gim yang mengandung unsur kekerasan dan pornografi di dunia maya, kini kembali masyarakat prihatin terhadap munculnya gim PlayerUnknow’n Battleground (PUBG).

Kehadiran PUBG yang menyasar dan banyak diminati anak-anak ini dinilai makin mencemaskan karena dikhawatirkan akan memengaruhi perkembangan psikologis dan perilaku anak-anak yang terbiasa dengan tindak kekerasan.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat, misalnya dilaporkan tengah mempertimbangkan untuk mengeluarkan fatwa haram terhadap kehadiran gim PUBG.

Berbeda dengan gim-gim lain yang menawarkan aksi kekerasan, PUBG menarik perhatian masyarakat karena kita baru saja dikejutkan dengan aksi penembakan keji yang terjadi di Selandia Baru--yang menewaskan 50 jamaah yang tengah beribadah shalat Jumat.

Senjata yang dipergunakan pelaku dalam menjalankan aksinya, konon mirip dengan item yang ada di gim PUBG.

Belum ada hasil kajian resmi yang menyatakan ulah pelaku penembakan di dua masjid di Negeri Kiwi itu dipengaruhi gim PUBG, tetapi sebagai tindakan preventif tidak ada salahnya jika kita mengantisipasi dampak yang tidak diinginkan sedini mungkin.

Dampak gim kekerasan

Sejumlah negara lain, seperti India dilaporkan telah secara resmi melarang anak-anak bermain gim PUBG. Gim yang populer di kalangan anak-anak ini dilarang sebab dikhawatirkan memengaruhi proses tumbuh-kembang anak ke arah yang keliru.

Di India, anak-anak yang ketahuan bermain gim PUBG akan terancam masuk penjara karena aturan hukum yang tegas melarang pemanfaatan gim ini. Di Indonesia, hingga saat ini belum ada ketentuan resmi pemerintah yang melarang gim PUBG ini.

Gim yang setiap harinya dimainkan 30 juta lebih pengguna aktif di berbagai belahan dunia ini, masih dengan bebas bisa dimainkan anak-anak di Tanah Air.

Seperti gim-gim yang mengandung konten kekerasan, PUBG dinilai meresahkan sebab dalam jangka pendek ataupun jangka panjang bukan tidak mungkin anak-anak yang setiap hari terpapar permainan ini ikut-ikutan dan memiliki pandangan tersendiri terhadap tindak kekerasan.

Sebuah penelitian yang dilakukan Iowa State University, AS, menemukan, seseorang yang bermain gim yang mengandung konten kekerasan selama 20 menit saja ternyata akan memengaruhi kepekaan dan perasaan belas-kasihan kepada orang lain.

Jadi, bisa dibayangkan, jika seorang anak kecanduan bermain gim PUBG selama berjam-jam setiap harinya, bisa dibayangkan dampak buruk yang bakal dialami.

Anak-anak yang terbiasa melihat tayangan kekerasan dan terlebih jika ikut ambil bagian sebagai pelaku aksi kekerasan di dunia maya itu, niscaya mereka lebih mudah terdorong melakukan tindak kekerasan, bahkan kehilangan rasa empati kepada orang lain.

Bukan tidak mungkin terjadi, perilaku menyimpang yang berkembang di kalangan kelompok warganet, jika dilacak ternyata karena dipengaruhi keterlibatan mereka dalam permainan kekerasan dalam gim.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement