Jumat 22 Mar 2019 15:45 WIB

Kesadaran Mitigasi Bencana Masyarakat Masih Rendah

Posisi geografis Indonesia erat dengan risiko bencana geologi.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Friska Yolanda
Abu vulkanik menyembur dari kawah Gunung Bromo di Jawa Timur, Jumat (22/3/2019).
Foto: Antara/Widodo S Jusuf
Abu vulkanik menyembur dari kawah Gunung Bromo di Jawa Timur, Jumat (22/3/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi bencana sangat tinggi. Sayangnya, kesadaran masyarakat tentang mitigasi bencana masih terbilang rendah.

Kondisi itu diungkapkan Koordinator Divisi Pengurangan Risiko Bencana dan Kesiapsiagaan MDMC PP Muhammadiyah, Budi Santoso. Ia mengatakan, posisi geografis Indonesia memang mengakibatkan risiko bencana geologi, mulai dari gempa bumi, tsunami, pergerakan tanah atau longsor, sampai erupsi gunung api. Terlebih, Indonesia memiliki tidak kurang 127 gunung api yang statusnya masih aktif.

Baca Juga

"Besaran potensi ancaman bencana geologi ini perlu dimbangi dengan pengetahuan, pemahaman pencegaha dan pengurangan resiko bencananya," kata Budi saat Bincang-Bincang Bencana di Kampus Terpadu Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Sayangnya, pengetahuan bencana di Indonesia masih belum terjangkau masyarakat awam. Terdapat kesenjangan antara pengetahuan bencana dengan pengetahuan yang ada di tingkat masyarakat.

Budi berpendapat, kondisi itu mengakibatkan tidak jarang muncul mitos yang berkembang. Bahkan, beberapa tahun belakangan, kerap muncul berita-berita bohong atau hoaks mengenai bencana di Indonesia.

Ia menilai, salah satu model pembelajaran untuk membangun kesadaran terhadap pentingnya memahami karakteristik ancaman geologi melalu dongeng. Sosok Rovicky disebut sangat tepat menjadi teladan.

Rovicky sendiri merupakan seorang geolog yang mencetuskan sebuah situs web geologi.co atau lebih dikenal dengan Dongeng Geologi. Situs itu hingga kini seakan menjadi wadah langsung masyarakat belajar mitigasi.

"Sarana masyarakat untuk belajar tenang bumi dan kebencanaan," ujar Budi yang menerangkan karya-karya dari sosok geolog Rovicky yang akrab pula dengan sapaan Pakde.

Diskusi mengusung tema Belajar Mitigasi Bencana melalui Dongeng ala Pakde Rovicky. Tema itu sendiri diambil sekaligus dalam rangka mengenang jasa besar sosok Rovicky Dwi Putrohari. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement