Jumat 22 Mar 2019 14:22 WIB

Pertamina RU VI Berdayakan Warga dengan Budidaya Jamur

Warga diharapkan bisa mandiri dalam berwirausaha.

PT Pertamina (Persero) Refinery Unit VI Balongan melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) terus berkomitmen dalam membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang berada di sekitar kilang. Salah satu program yang dijalankan adalah pemberdayaan masyarakat melalui program budidaya jamur tiram.
Foto: Foto: Humas Pertamina RU VI Balongan
PT Pertamina (Persero) Refinery Unit VI Balongan melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) terus berkomitmen dalam membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang berada di sekitar kilang. Salah satu program yang dijalankan adalah pemberdayaan masyarakat melalui program budidaya jamur tiram.

REPUBLIKA.CO.ID, BALONGAN -- PT Pertamina (Persero) Refinery Unit VI Balongan melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) terus berkomitmen dalam membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang berada di sekitar kilang. Salah satu program yang dijalankan adalah pemberdayaan masyarakat melalui program budidaya jamur tiram.

Saat ini ada empat kelompok masyarakat dari tiga desa berbeda yang dibina CSR RU VI untuk budidaya jamur. Di antaranya Kelompok Sujati (Sukaurip Jamur Tiram)  di Desa Sukaurip, Kelompok Wisma Jati di Desa Sukaurip, Kelompok Majati (Majakerta Jamur Tiram), dan Kelompok Mulya Asih di Desa Balongan 

Dipilihnya pembudidayaan Jamur tiram sebagai program pemberdayaan kepada masyarakat dikarenakan prosesnya cukup mudah, serta  mengandung nilai gizi yang besar manfaatnya bagi kesehatan.

General Manager Pertamina RU VI Balongan Burhanudin mengatakan, pembinaan warga dalam membudidayakan jamur tiram merupakan salah satu bentuk kepedulian perusahaan kepada warga. Melalui pemberdayaan tersebut diharapkan warga bisa mandiri dalam berwirausaha, dalam hal ini adalah budidaya jamur sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan.

“Budidaya jamur tiram tidak terlalu banyak modal dan tingkat risiko juga tidak terlalu tinggi, ya mudah-mudahan ini bisa menjadi alternatif bagi masyarakat binaan kami untuk menjadi penghasilan tambahan," ujar Burhanudin dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Jumat (22/3).

Sementara itu, Unit Manager Communication, Relation and CSR Pertamina RU VI Balongan Eko Kristiawan mengungkapkan, dalam proses pembudidayaan jamur tiram ini, tidak ada sampah yang dihasilkan jika jamur telah dipanen karena masih bisa digunakan untuk kegiatan CSR lainnya.

“Budidaya jamur ini kita menyebutnya Zero Waste Mushroom Aplicated, jadi tidak ada sampah yang dihasilkan karena limbah baglog bisa digunakan untuk budidaya cacing Lumbricus dan limbah plastik baglognya digunakan untuk media semai tanaman holtikultura, sehingga tidak ada dampak pada lingkungan," ungkap Eko. 

Pendampingan warga dalam membudidayakan jamur tiram juga terus dilakukan RU VI Balongan hingga kelompok masyarakat  yang menjadi binaan tersebut bisa mandiri. Tidak berhenti dalam pembudidayaannya saja, pada tahun 2019, Pertamina RU VI Balongan juga akan membuat pelatihan manajemen pemasaran olahan jamur tiram agar produksinya bisa dipasarkan secara luas.

Melihat besarnya permintaan pasar serta  nilai jual yang ekonomis, Eko berharap budidaya jamur tiram ini bisa menjadi ladang usaha warga sehingga kesejahteraan masyarakat semakin meningkat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement