Jumat 22 Mar 2019 00:35 WIB

Prabowo Blak-blakan Mengapa Pilih Sandiaga Uno

Prabowo menilai seorang panglima harus memilih orang pintar di sekelilingnya.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Teguh Firmansyah
Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto (tengah) menghadiri acara silahturahmi Aliansi Pengusaha Nasional, di Djakarta Theater, Jakarta, Kamis (21/3/2019).
Foto: Antara/Aprillio Akbar
Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto (tengah) menghadiri acara silahturahmi Aliansi Pengusaha Nasional, di Djakarta Theater, Jakarta, Kamis (21/3/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski sudah menginjak usia 68 tahun, calon presiden, Prabowo Subianto, tampak lincah dan lihai beraksi di hadapan para pendukungnya.

Pada kegiatan Silaturahim 1.000 Pengusaha Nasional Lintas Sektoral untuk Indonesia Menang, Kamis (21/3), kalimat dan aksi yang ia lakukan berhasil membuat para pendukungnya tertawa berulang kali.

Baca Juga

Salah satu aksinya di hadapan para pengusaha itu, yakni membandingkan parasnya dengan sang calon wakil presiden Sandiaga Uno. Prabowo mengatakan, dalam memilih calon wakil presiden, sejak awal ia ingin mencari anak muda. Menurutnya, wakilnya harus fit, kuat, dan pintar.

Prabowo menyebut, apa yang ia lakukan adalah ilmu seorang panglima. Menurutnya, panglima harus memilih orang-orang pintar di sekelilingnya agar tidak terlalu lelah berpikir. Calon pemimpin nasional, kata dia, juga harus tampan.

"Kalau orang sekitar kita bodoh, kita yang capek dan calon pemimpin nasional harus ganteng. Kalau saya sudah 68 okelah jangan bandingin saya sama Sandi sekarang. Bandingkan 20 tahun lalu," kata Prabowo sembari menunjukkan foto lawasnya. Para penontonnya sontak tertawa dan bersorak untuknya.

Tak hanya di situ, para pendukungnya sempat beberapa kali tertawa dan bertepuk tangan saat Prabowo membahas hal lainnya. Prabowo menjelaskan mengapa ia turun gunung kembali mengikuti pemilihan presiden.

"Saya hanya ingin buka jalan. Saya turun gunung karena lihat generasi saya nggak beres. Generasi saya nggak beres, jadi nggak usah dicontoh," terangnya.

Prabowo menuturkan, jika nanti pada saatnya ia dipanggil yang maha kuasa, ia ingin melihat bangsa Indonesia adil dan makmur. Ia mengungkapkan, itulah cita-citanya selama ini sebagai seorang yang patriotik. Mantan Danjen Kopassus itu juga menyebutkan, ia mengenal tokoh-tokoh pendiri bangsa.

"Kalian hanya dengar Soekarno-Hatta. Saya pernah digendong Bung Karno, saya kenal Bung Hatta, saya kenal Pak Harto," katanya disambut tawa pendukungnya.

"Kok kalian tertawa? Bener kenal, gue nggak ngaku-ngaku. Iya kan. Pak Nasution kenal. Jadi saya lihay cita-cita mereka, harapan mereka. Insyaallah Indonesia akan bangkit," sambungnya. Kali ini ia disambut tepuk tangan.

Para pendukungnya juga tertawa saat Prabowo membahas soal ejekan yang diarahkan kepadanya. Ejekan yang menyebutkan ia sok berbicara ekonomi padahal tak memiliki latar belakang pendidikan ekonomi yang memadai.

"Aku kuliah ekonomi itu paling lama, 30 tahun. Di meja makan itu kuliah. Justru yang beri kuliah itu orang tuamu sendiri, nggak bisa kan minta izin keluar," jelas Prabowo sembari mempraktikkan bagaimana saat ia makan di meja makan sembari diberikan petuah oleh ayahnya.

Orang tua Prabowo adalah seorang profesor dan ekonom ternama Indonesia, yakni Soemitro Djojohadikoesoemo. Karena itu, jelasnya, walau tidak memiliki gelar resmi ekonomi, ia paham sedikit soal ekonomi dari ayahnya. Ia juga menyampaikan, tujuan pembangunan ekonomi adalah menciptakan banyak orang kaya.

"Demikian dari saya, ini, kalian punya sumbangan belum jelas. Kalau antum punya amplop tebel, gue bicara lebih lama. Terima kasih. Terima kasih dukungan saudara sekalian," kelakarnya sembari tertawa dan diiringi tepuk tangan para pendukungnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement