Kamis 21 Mar 2019 17:31 WIB

Pesantren di Banyumas Dirusak Orang tak Dikenal

Aksi pengrusakan berupa pembuangan berbagai kitab dan Alquran

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Esthi Maharani
Suasana Pondok Pesantren Miftahul Falah / Ilustrasi
Foto: Republika/Wilda Fizriyani
Suasana Pondok Pesantren Miftahul Falah / Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Pondok pesantren Miftahul Falah di Desa Buniayu Kecamatan Tambak Kabupaten Banyumas, menjadi sasaran aksi perusakan orang tak dikenal. Peristiwa perusakan diperkirakan terjadi pada Kamis (21/3) dinihari.

''Aksi perusakan, diperkirakan terjadi sekitar pukul 02.00 hingga pukul 04.00, atau sebelum waktu shalat Subuh,'' jelas Kapolres Banyumas AKBP Bambang Yudhantara Salamun yang meninjau langsung lokasi perusakan, Kamis (21/3).

Dari pemeriksaan polisi, sasaran perusakan terjadi di enam titik. Antara lain, di kebun milik pesantren dan masjid Darussalam Komplek Pesantren. Termasuk, aksi berupa pembuangan berbagai kitab dan Alquran di sumur yang ada di lingkungan pesantren. 

Pengasuh pesantren Abdul Majid mengatakan, dia mendengar ada suara berbunyi sesuatu di pukul-pukul pada sekitar pukul 03.00. Namun dia tidak mengira ada sesuatu yang mencurigakan, mengingat suara tersebut hanya terdengar sebentar.

Dia mengaku baru mengetahui ada aksi perusakan, saat hendak melaksanakan Shalat Subuh. Saat itu, dia melihat bagian dinding dan keramik lantai rumahnya, telah dirusak orang tidak dikenal. Demikian juga saat pergi ke Masjid, sebagian karpet masjid ternyata kotor dengan tanah basah. 

''Bahkan sebagian karpet masjid, sudah ditarik ke luar masjid,'' katanya.

Setelah diperiksa lebih jauh, buku-buku agama dan Alquran yang ada di masjid juga sudah dalam posisi berantakan. Bahkan beberapa di antaranya, diketahui telah dibuang ke dalam sumur yang ada di bagian belakang masjid,'' jelasnya.

Aksi perusakan oleh orang tak dikenal, belakangan diketahui tak hanya terjadi di dalam komplek pesantren saja. Tapi di kebun milik pesantren, diketahui ada 23 pohon jati, durian dan albasia setinggi dua meter, yang ternyata telah ditebas benda tajam.

Kapolres Banyumas AKBP Bambang Yudhantara mengaku, pihaknya masih menyelidiki kasus ini. Namun dia berharap masyarakat tetap tenang, dan tidak mudah terpancing oleh isyu-isyu yang menyesatkan.

''Kita akan selidiki siapa yang telah melakukan perusakan, dan apa motifnya melakukan aksi perusakan,'' katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement