Kamis 21 Mar 2019 15:07 WIB

Pemerintah Akui Air Bersih Susah Diakses di Sentani

Saat ini sedang dicari solusi mata air lain oleh Kementerian PUPR.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Andi Nur Aminah
Krisis air bersih (ilustrasi)
Foto: Antara/Dede Rizky Permana
Krisis air bersih (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Kementerian Sosial (Kemensos) mengakui air bersih di Sentani, Papua susah diakses pascabanjir menerjang wilayah itu, Sabtu (16/3) kemarin. Plt Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB Yolak Dalimunthe yang saat ini berada di lokasi bencana tersebut menyampaikan saat ini sedang dicari solusi mata air.

"Betul kurang air bersih, solusinya sedang dicari sumber mata air dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)," ujarnya saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (21/3).

Baca Juga

Sementara itu, Menteri Sosial (Mensos) Agus Gumiwang Kartasasmita mengakui, air bersih memang masih sulit diakses di wilayah tersebut. Karena itu, ia menambahkan, Kemensos yang bertanggung jawab dalam bidang logistik mengaku telah menyiapkan air bersih selama masa tanggap darurat.

"Kami sudah siapkan (air bersih, Red). Kemudian untuk keberlanjutan penyediaan air bersih merupakan tugas Kementerian PUPR," katanya, saat ditemui, di Jakarta, Kamis.

Ia menambahkan, Kemensos berkoordinasi dengan kementerian lain seperti Kementerian PUPR dan BNPB untuk membahas persoalan ini.  Sebelumnya, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Doni Monardo mengunjungi pengungsi banjir di posko penanggulangan bencana di halaman Kantor Bupati Jayapura, Senin (18/3). Dalam kunjungannya, Letjen Doni Monardo didampingi Pangdam 17 Cenderawasih Mayjen TNI Yosua Pandit Sembiring, Wakil Bupati Jayapura Giri Wijayantoro, dan Kapolres Jayapura AKBP Victor Dean Mackbon.

Pada kesempatan itu, Doni Monardo menyerap berbagai aspirasi terkait kebutuhan para pengungsi. Di antaranya, kebutuhan mandi cuci kakus (MCK) serta ketersediaan air bersih.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement