Rabu 20 Mar 2019 20:17 WIB

Emil Sudah Kantongi 25 Calon Direksi Bank BJB

OJK akan menguji dua kandidat untuk masing-masing posisi direksi Bank BJB.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil
Foto: Republika/Edi Yusuf
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (Emil) sudah mengantongi 25 calon direksi Bank BJB. Nama-nama itu hasil penyeleksian yang dilakukan Komite Remunerasi dan Nominasi (KRN) bank tersebut.

Menurut Asisten Daerah II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Eddy Nasution, Emil akan kembali menyeleksi 25 nama tersebut sebelum menyerahkan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 25 Maret mendatang untuk menjalani uji kelayakan dan kepatutan. 

"Kalau Pak Gub sudah dapat nama itu, nanti akan dikirim ke KRN untuk dikirim ke OJK untuk di-fit and proper," ujar Eddy di Bandung, Rabu (20/3).

photo
Kantor Gedung Pusat Bank BJB, Jalan Naripan, Kota Bandung.

Eddy mengatakan, selanjutnya kandidat yang lolos tes di OJK akan ditentukan nasibnya dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPS LB) pada 30 April mendatang. 

Saat ditanya siapa saja 25 kandidat tersebut, Eddy tidak mau membocorkannya. Terlebih, nama-nama yang akan diseleksi Emil sebelum dikirim ke OJK ini masih bisa berubah termasuk dari luar calon yang saat ini sudah dikantongi Emil. 

Namun, Emil akan mengerucutkan 25 calon direksi tersebut menjadi sekitar delapan nama. "Kemungkinan delapan atau tergantung nanti Pak Gub mau ganti enggak di dalam lagi yang lain. Kan enggak tahu," katanya.

Dalam proses uji kelayakan dan kepatutan, kata Eddy, OJK akan menguji dua kandidat untuk masing-masing posisi direksi Bank BJB. "Tapi kata OJK, satu (kandidat) pun cukup, ada aturan baru," katanya.

Saat ini,  terdapat beberapa posisi direksi yang kosong di Bank BJB. Salah satunya direktur komersial dan UMKM yang terakhir diisi almarhum Agus Gunawan.

Tak hanya itu, menurut Eddy, Emil pun mewacanakan penambahan posisi direksi baru yang khusus menangani sistem informasi dan teknologi (SIT) perbankan. "Pak Gub mewacanakan nambah satu direktur IT. Karena tanpa IT, bank ini ketinggalan. Jadi Pak Gub antisipasi," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement