REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) merespon usulan penanganan stunting oleh calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno melalui program sedekah putih, pemberian susu dan kacang hijau kepada anak usia sekolah. Menurut JK, penanganan stunting semestinya melalui upaya preventif yang dimulai sejak bayi masih dalam kandungan.
"Iya memang pencegahan stunting itu dimulai pada saat sebelum melarikan malah, supaya ibunya diberi asupan untuk sehat, sehingga bayinya lahir sehat. Waktu yang penting itu sampai tiga tahun, (atau) kurang lebih 1000 hari," ujar JK di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (19/3).
Karenanya, ia menilai penanganan stunting harus dielaborasi mulai dari bayi belum lahir. Menurutnya, setiap anak harus dipastikan mendapat asupan ASI atau pengganti ASI yang cukup sampai usia pertumbuhan.
"Pertama itu harus betul-betul dirawat dan diberi asupan yang cukup, apakah ASI atau pengganti ASI yang sesuai dengan makanan yang bergizi," ujar JK.
Tak cukup sampai di situ, JK menilai penanganan stunting harus terus dilanjutkan hingga anak-anak.
"Tapi juga setelahnya harus, karena pertumbuhan anak itu bukan hanya 1.000 hari, itu harus baik. Jadi di balita sampai anak-anak juga harus mendapat gizi yang baik," ujarnya.
Adapun dalam debat calon wakil presiden, Ahad (17/3) lalu, Ma'ruf Amin dan Sandiaga saling beradu argumen terkait penanganan stunting.
Ma'ruf Amin menjanjikan pasangan Jokowi-Ma'ruf dapat menurunkan angka stunting sampai 10 persen dalam lima ke depan sehingga mencapai titik 25 persen minimal dengan mendorong upaya preventif.
Menurutnya, pencegahan dilakukan melalui program Indonesia sehat, pendekatannya keluarga, dan mendorong konsumsi sehat.
Sementara itu, Sandiaga Uno mengungkap pasangan Prabowo-sandiaga akan membuat kebijakan-kebijakan yang sifatnya lebih mengutamakan masyarakat dan meningkatkan kualitas di posyandu maupun sekolah.
"Kami meyakini kalau ibu-ibu, perempuan hebat yang terlibat di Posyandu ditambah anggaran dan kesejahteraannya, mereka bisa menurunkan angka kematian ibu yang masih di atas 300," ujar Sandi.