REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Pengusaha bulu mata palsu yang ada di Purbalingga, sejak beberapa waktu terakhir diguncang oleh membanjirnya produk bulu mata palsu dari Cina. Kepala Bidang Perindustrian Dinperindag Agus Purbadi Satya, mengakui sejak beberapa waktu terakhir pengusaha bulu mata palsu di Purbalingga memang mengeluhkan dibanjirinya pasar ekspor bulu mata asal Purbalingga dengan produk bulu mata palsu dari Cina.
''Kondisi ini sebenarnya sudah berlangsung sejak dua tahun terakhir. Namun seiring bertambahnya waktu, pasar bulu mata palsu yang semula dikuasai produk bulu mata palsu dari Purbalingga, semakin terkikis,'' katanya, Selasa (19/3).
Bahkan dia menyebutkan, pasar bulu mata palsu yang digempur produk dari Cina ini, bukan hanya pasar yang semula menjadi tujuan ekspor bulu mata palsu dari Purbalingga. Melainkan juga pasar di dalam negeri.
Terkait hal ini, dia mengaku salah satu penyebab pasar bulu mata palu asal Purbalingga semakin tergerus. Hal itu karena kualitas bulu mata palsu produksi Cina, saat ini sudah semakin baik.
Menurutnya, produksi bulu mata palsu asal Cina semula tidak terlalu memengaruhi pasar bulu mata asal Purbalingga. Hal ini karena kualitas produk bulu mata asal Cina, masih kalah dengan kualitas bulu mata palsu asal Purbalingga.
Namun belakangan, industri bulu mata palsu Cina terus memperbaiki hasil produksinya dengan melakukan mekanisasi mesin. Sementara produksi bulu mata palsu di Purbalingga, tetap dilakukan secara manual.
''Perubahan proses produksi bulu mata palsu di Cina ini, menyebabkan kualitas produksi mereka semakin baik. Ini yang menyebabkan produksi bulu mata palsu asal Purbalingga menjadi kalah bersaing,'' katanya.
Terkait hal ini, Agus mengaku telah berkoordinasi dengan pengusaha bulu mata palsu di wilayahnya untuk terus meningkatkan kualitas produknya. ''Kita tidak boleh panik menghadapi kondisi ini. Prinsipnya, produk bulu mata palsu asal Purbalingga harus terus ditingkatkan kualitasnya dengan cara terus melakukan inovasi,'' kata dia.
Ketua Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Purbalingga, Mulyono, mengakui saat ini industri bulu mata palsu Purbalingga yang mayoritas merupakan perusahaan modal asing dari Korea Selatan, memang sedang diguncang dengan membanjirnya produk dari Cina. Bahkan dia menyebutkan, sejumlah perusahaan bulu mata palsu di Purbalingga sudah mulai mengurangi jumlah tenaga kerjanya.
''Sejak Agustus 2018, sudah lebih dari 1.000 tenaga kerja dari 6 atau 7 perusahaan produsen bulu mata palsu yang sudah dirumahkan dan mengundurkan diri,'' ucap dia.