REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Pemilu 2019 yang akan berlangsung pada 17 April 2019, bersamaan dengan musim panen di Kabupaten Indramayu. Para petani pun diimbau tetap menggunakan hak pilihnya. "Sebelum pergi ke sawah, kami minta petani nyoblos terlebih dahulu," ujar Ketua KPU Kabupaten Indramayu, Ahmad Fatoni, Selasa (19/3).
Tak hanya petani, Toni juga mengimbau para nelayan di Kabupaten Indramayu untuk tidak melaut pada 17 April. Dengan demikian, mereka juga bisa menggunakan hak pilihnya. Selama ini, sebagian nelayan di Kabupaten Indramayu melaut di luar perairan Indramayu. Untuk itu, mereka menghabiskan waktu berhari-hari hingga berbulan-bulan lamanya.
Menurut Toni, aktivitas nelayan Indramayu yang melaut ke perairan di luar Indramayu selama ini menjadi salah satu penyebab rendahnya tingkat partisipasi pemilih dalam pemilu di Kabupaten Indramayu. Dia pun sudah berkoordinasi dengan organisasi nelayan untuk mengupayakan agar nelayan tidak melaut pada saat pencoblosan.
Toni menyebutkan, tingkat partisipasi pemilu pada saat pilkada serentak 2018 di Kabupaten Indramayu hanya 58,64 persen. Angka tersebut merupakan yang terendah di Jabar.
Untuk Pemilu 2019, Toni menargetkan tingkat partisipasi pemilih di Kabupaten Indramayu mencapai 77,5 persen. Target tersebut sama dengan target KPU Pusat.
Toni menyebutkan, jumlah DPT di Kabupaten Indramayu per 10 Desember 2018 mencapai 1.353.210 jiwa. Dia berharap, seluruh warga itu menggunakan hak pilihnya secara benar pada saat pencoblosan. "Ada 5.179 TPS yang tersebar di 31 kecamatan di Kabupaten Indramayu," terang Toni.
Terkait surat suara, Toni menyebutkan, hingga kini jenis surat suara yang sudah diterima oleh KPU Indramayu ada empat jenis. Yakni surat suara untuk pemilihan presiden, DPR RI, DPD dan DPRD Provinsi Jabar. "Tinggal surat suara untuk DPRD Indramayu, yang rencananya akan tiba 21 Maret 2019," kata Toni.