REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Hujan intesitas lebat yang terjadi sepanjang Ahad (17/3) telah berdampak pada peningkatan debit air di sungai, waduk dan bendung DI Yogyakarta. Bahkan tanggul di Sungai Serang, Kabupaten Kulonprogo jebol.
Sunardi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kulonprogo mengatakan, panjang bagian tanggul yang jebol berkisar 30 meter. Lebarnya 4-6 meter dengan kedalaman yang tergerus sekitar 6-8 meter.
"Jebol ke arah timur menggenangi Desa Bedungan, Desa Tayuban, Desa Godong, Desa Depok dan Desa Lemberan," kata Sunardi kepada Republika, Senin (18/3).
Akibat kejadian itu, masyarakat sekitar yang terdampak terpaksa mengungsi ke Stadion Cangkring, Kecamatan Panjatan, dan Lapangan Bedungan. Jumlah pengungsi kurang lebih 555 jiwa. Meski begitu, pada Senin siang, sekitar 150 jiwa sudah kembali ke rumah masing-masing.
Kabupaten Kulonprogo memang menjadi salah satu kabupaten/kota yang mengalami dampak banjir dan tanah longsor. Hingga Senin, tercatat ada 24 desa yang tersebar di 16 kecamatan terdampak banjir, genangan di 9 desa di enam kecamatan, dan longosor di 25 titik di 9 desa yang tersebar di delapan kecamatan.
Beragam bencana itu turut mengakibatkan 19 rumah rusak ringan, satu tanggul jebol, satu jaringan listrik terganggu, satu fasilitas olah raga, satu fasilitas air bersih dan satu kandang ternak rusak.
Selain banjir dan tanah longsor, Kabupaten Kulonprogo mengalami angin kencang yang tersebar di 10 desa di delapan kecamatan. Akibatnya, 9 pohon tumbang yang membuat tiga rumah rusak ringan dan menimpa satu tiang listrik.
"Untuk penyintas di sekitaran Wates sebagian besar terkonsentrasi di Stadion Cangkring sebanyak 394 jiwa," ujar Manager Pusdalops BPBD DIY, Danang Samsurizal, menambahkan.