REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf mengklaim, program terkait pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan dan sosial budaya yang diusung Jokowi-Maruf lebih realistis. Hal ini disampaikan TKN usai debat ketiga antar cawapres pada Ahad (17/3) malam.
Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Hasto Kristiyanto menyebut, pidato KH. Maruf Amin dalam debat cawapres telah merubah pandangan orang yang sebelumnya diragukan kemampuannya. Menurutnya, Kiai Maruf membuat kagum seluruh penonton yang hadir dalam debat cawapres.
"Kiai Maruf Amin sangat berdisiplin. 4 menit visi misi penuh gagasan membumi, menjawab persoalan rakyat melalui Kartu Sembako Murah, KIP Kuliah dan Kartu Pra Kerja," ujar Hasto dalam keterangan resminya, Ahad (18/3).
Lebih lanjut Hasto yang juga Sekjen PDIP itu menjelaskan, visi dan misi yang dipaparkan KH. Maruf Amin dalam debat cawapres menyatu dengan progam-program yang dijalankan oleh Jokowi - JK saat ini. Hal ini, menurut Hasto bertolak belakang dengan Cawapres 02 Sandiaga Uno.
"Berbeda dengan Sandiaga Uno. Cawapres 02 lebih menampilkan gagasan pribadi dengan program usang yang telah gagal diterapkan di DKI Jakarta, yakni OK-OC," kata dia.
Terkait ide Sandiaga untuk menjual program OK-OC untuk digunakan di Indonesia, Hasto menilai, program tersebut adalah program usang yang tidak mengalami perubahan signifikan. Sedangkan kritikan Sandiaga kepada BPJS, Hasto menilai tidak ada solusi berarti dari Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini.
"Data menunjukkan, dari target OK-OC sebanyak 40 ribu per tahun, yang mendaftar hanya 1000 atau 2.5% dan hanya 150 orang yang dapat modal. Ini adalah cerminan gagalnya program OK-OC yang ditawarkan Sandiaga," kata Hasto menutup.