Ahad 17 Mar 2019 22:18 WIB

BPBD Terus Data Kerusakan Akibat Gempa

Kondisi tetap kondusif dan warga kembali beraktivitas setelah guncangan berhenti.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Friska Yolanda
Petugas medis memerika kondisi korban meninggal dunia tertimbun longsor akibat gempa bumi, Tai Sieu Kim (56) asal Malaysia di Puskesmas Bayan, Tanjung, Lombok Utara, NTB, Ahad (17/3/2019).
Foto: Antara/Ahmad Subaidi
Petugas medis memerika kondisi korban meninggal dunia tertimbun longsor akibat gempa bumi, Tai Sieu Kim (56) asal Malaysia di Puskesmas Bayan, Tanjung, Lombok Utara, NTB, Ahad (17/3/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Warga Lombok kembali dikagetkan dengan gempa pada Ahad (17/3). Gempa terjadi dua kali pada pukul 15.07 WITA dengan kekuatan magnitudo 5,4 dan kekuatan magnitudo 5,1 pada pukul 15.09 WITA. BMKG Mataram menyebutkan episenter gempa berlokasi di darat pada jarak 20 km arah utara Kota Selong, Kabupaten Lombok Timur, dengan kedalaman 19 km.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nusa Tenggara Barat (NTB) menyampaikan kerusakan rumah rusak dan belasan luka-luka di Kabupaten Lombok Timur akibat gempa tersebut. Kepala BPBD NTB Muhammad Rum mengatakan, korban luka-luka karena runtuhan rumah akibat berjumlah 13 orang di Lombok Timur, dengan rincian lima orang di Kecamatan Sembalun, lima orang di Aikmel, dua orang di Pringgasela, dan satu orang di Sambelia.

Baca Juga

"Ini yang sudah terdata. Kebanyakan (korban) akibat luka robek terkena pecahan genting dan kaca jenedela rumah," ujar Rum di Mataram, NTB, Ahad (17/3).

Selain korban luka, Rum juga mengatakan dampak gempa mengakibatkan rusaknya sejumlah rumah warga di Lombok Timur. Rum menyebutkan, data per Ahad (17/3) petang, total kerusakan rumah di Lombok Timur sebanyak lima rumah, meliputi dua rumah rusak di Kecamatan Montong Gading, satu rumah di Kecamatan Sambelia, dan dua rumah di Kecamatan Sikur.

photo
Seorang wisatawan korban selamat tanah longsor akibat gempa bumi mendapatkan perawatan medis oleh petugas di Puskesmas Bayan, Tanjung, Lombok Utara, NTB, Ahad (17/3/2019).

"Semuanya di Kabupaten Lombok Timur, jumlah rumah rusak yang baru terdata lima rumah," ucap Rum. 

Rum mengatakan, untuk data korban luka, korban jiwa, dan kerusakan di Kabupaten Lombok Utara masih dalam pengecekan. BPBD NTB, dia katakan, masih melakukan proses evakuasi terhadap warga dan wisatawan yang terjebak longsor di air terjun Tiu Kelep, Lombok Utara.

Berdasarkan data yang masuk, dampak longsornya air terjun Tiu Kelep mengakibatkan satu korban meninggal dunia atas nama Tommy (14) yang berasal dari Dusun Lendang Cempaka, Desa Senaru, Lombok Utara.

Pantauan Republika.co.id, sempat terjadi kepanikan di sejumlah wilayah di Lombok saat gempa terjadi. Di Mataram Mall dan kawasan perdagangan Cakranegara, Mataram, warga dan pengunjung mal berhamburan keluar saat terjadinya gempa. Meski begitu, kondisi tetap kondusif dan warga kembali beraktivitas setelah guncangan gempa berhenti. 

Warga Karang Medain, Kota Mataram, Gede Reza mengaku sedang tidur dan terbangun lantaran gempa yang cukup besar. "Saat gempa yang pertama, saya lagi enak-enaknya tidur. Tiba-tiba warga pada teriak gempa dan gempa. Saya langsung keluar dan warga sudah berada di luar ternyata," ujar Reza. 

Hal serupa dikatakan, warga Selong, Lombok Timur, Fajrin, yang merasakan guncangan gempa cukup keras di wilayahnya. "Kami sekeluarga berasa seperti diayun-ayun dan suara gemuruhnya sangat keras baik yang pertama dan gempa yang kedua," ucap Fajrin. 

Fajrin mengaku masih trauma dengan kejadian gempa tahun lalu. Hal ini membuat dia dan keluarga langsung menggelar tikar di depan rumah sebagai langkah antisipasi terjadinya gempa susulan.

"Sementara waktu di luar dulu khawatir ada gempa susulan," kata Fajrin menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement