REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Milennial pendukung pasangan capres dan cawapres 01, Joko Widodo (Jokowi)-Ma’ruf Amin menggelar Milenial Ketuk Pintu di The Pallas SCBD, Ahad siang.
Ketua Koordinator Kitasatu (Relawan Milenial Jokowi-Amin) sekaligus juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Milenial, Muhammad Pradana Indraputra, Milennial Ketuk Pintu tidak hanya sosialisasi, tapi juga menampung aspirasi dan keluhan masyarakat ke Jokowi serta mencari solusi.
“Kita tidak hanya ngomong sana-sini, tapi juga beraksi. Perlu aksi nyata yang dibekali fakta. Saatnya kontribusi nyata yang harus segera diluncurkan,” imbuh pemimpin pembacaan deklarasi alumni SMA Jakarta Bersatu tersebut dalam siaran persnya, Ahad (17/3).
“Ini kita buat berbeda, bukan door to door biasa. Kita juga ada web yang memantau perkembangan apa yang teman-teman kerjakan, jadi bisa segera dievaluasi. Kita tampung dan luruskan apa yang terjadi di lapangan. Ini gerakan untuk memberikan masukan ke Pak Jokowi. Jadi ini kita buat sistematis,” imbuhnya didampingi Ketua Dewan Pembina Kitasatu, Arif Rosyid dan Ketua TKN, Erick Thohir.
Gerakan Milenial Ketuk Pintu ini juga untuk menjawab kabar masih minimnya kelompok Milenial di kubu Jokowi. Program ini juga sebagai bentuk strategi dalam memenangkan pasangan Jokowi-Amin pada pemilihan presiden, 17 April 2019 mendatang.
Erick melanjutkan, sangat mengapresiasi yang dikerjakan KITASATU yang dimotori Pradana. Dia juga menginbau Pradana dan kawan-kawan terus melanjutkan perjuangan.
Masih dikatakan Erick, kini semakin banyak generasi milenial yang kian percaya pada kemampuan Jokowi. Salah satunya, usai menyaksikan Debat Pilpres kedua pada 17 Februari lalu. Dikatakan Erick, jika Jokowi punya road map blue print buat generasi milenial.
Erick Thohir juga menegaskan apa yang dibangun pemerintah untuk membantu milenial. Di antaranya, pembangunan-pembangunan infrastruktur Jokowi mampu menggugah daya kreatifitas dan produktifitas milenial dalam menciptakan persaingan bisnis global.
“Milenial harus menyuarakan suara dan pilihannya. Milenial harus ikut berpolitik dalam arti positif,” ujarnya.
“Peran melenial juga sangat penting menopang ekonomi. Contoh di Brasil, ekonomi Brasil menurun karena milenialnya tidak ikut bergerak, tidak membangun. Nah, di Indonesia justru kita mendorongnya dan menyiapkan fasilitasnya,” pungkasnya.