Ahad 17 Mar 2019 07:22 WIB

Museum Gedung Sate Tarik Lebih dari 140 Ribu Pengunjung

Museum Gedung Sate menawarkan konsep smart yang mengikuti perkembangan zaman.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Nur Aini
Pengunjung melihat bangunan bersejarah di layar digital di ruang Architarium, Museum Gedung Sate di Bandung, Jawa Barat, Jumat (8/12). Museum tersebut berisi tentang sejarah, arsitektur dan dilengkapi dengan teknologi layar sentuh yang menyajikan informasi melalui grafis menarik sebagai daya tarik atraksi Museum Gedung Sate.
Foto: Antara
Pengunjung melihat bangunan bersejarah di layar digital di ruang Architarium, Museum Gedung Sate di Bandung, Jawa Barat, Jumat (8/12). Museum tersebut berisi tentang sejarah, arsitektur dan dilengkapi dengan teknologi layar sentuh yang menyajikan informasi melalui grafis menarik sebagai daya tarik atraksi Museum Gedung Sate.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Museum Gedung Sate merayakan hari jadinya yang pertama bertajuk Museum Festivities (Muvies) di area Gedung Sate Bandung, akhir pekan lalu. Selama setahun sejak diresmikan tanggal 8 Desember 2017 lalu, Museum Gedung Sate telah didatangi oleh 148.143 pengunjung.

Sekretaris Daerah Jawa Barat (Sekda Jabar) Iwa Karniwa menilai, capaian tersebut terjadi karena pengaruh dari konsep smart museum yang menyesuaikan konten museum sesuai dengan tuntutan zaman dan kebutuhan generasi muda dengan pendekatan kekinian. Konsep itu tidak hanya memamerkan koleksi yang informatif, tetapi juga mengedepankan pemanfaatan kemajuan teknologi canggih.

Baca Juga

Bahkan, kata Iwa, Museum itu tak hanya memiliki koleksi informatif, tetapi juga kuat secara visual dan mengedepankan kemajuan teknologi. Di Museum pun, hadir pula perpustakaan dengan koleksi buku-buku sejarah serta galeri kopi Jawa Barat sebagai sebuah kesatuan.

“Syukur Alhamdulilah, dengan berbagai kebaruan ini Museum Gedung Sate telah dikunjungi lebih dari 140 ribu pengunjung dalam tahun pertamanya,” katanya.

Iwa berharap kehadiran museum dapat meningkatkan minat baca masyarakat. Apalagi, hasil survei most littered nation in the world tahun 2016 lalu menunjukkan bahwa posisi Indonesia hampir terbelakang, yakni posisi ke-60 dari 61 negara yang disurvei, di antara Thailand di posisi ke-59 dan Botswana di posisi bungsu ke-61.

“Secara khusus saya berpengharapan museum mampu menjadi salah satu sumber inspirasi bagi generasi muda untuk meningkatkan budaya baca. Hal ini penting mengingat tingkat minat membaca masyarakat kita sangatlah rendah,” kata Iwa.

Untuk mendongkrak minat baca melalui museum, menurut Iwa, maka pemanfaatan teknologi terkini menjadi salah satu prasyarat utama yang perlu diperhatikan bagi seluruh pengelola museum. Dengan demikian, informasi dapat lebih mudah dipahami oleh generasi milenial saat ini.

“Dengan mengedepankan informasi yang bersifat visual, akan lebih menarik dan mudah dipahami dikalangan generasi muda, khususnya kalangan millenial dan generasi Z,” kata Iwa.

Menurut Kepala Biro Umum Setda Provinsi Jawa Barat Iip Hidajat, Muvies akan digelar selama dua hari, yakni tanggal 15-16 Maret 2019, dengan melibatkan 48 museum se-Jawa Barat untuk diperkenalkan kepada khalayak banyak. Iip juga menyampaikan apresiasi dan doa bagi mantan Kepala Biro Humas dan Protokol Alm. Ruddy Gandakusumah sebagai penggagas Museum Gedung Sate.

“Meskipun sudah berpulang, tapi buah karya almarhum bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat banyak,” kata Iip.

Sebanyak 48 museum dari seluruh Jawa Barat juga mengikuti pameran di halaman belakang Gedung Sate. Selain itu, Muvies juga menggelar berbagai games dan lomba, seperti lomba mewarnai dan menggambar, serta live-action ludo. Pada dua layar besar pinggir panggung terdapat insert penerjemah untuk tuli.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement