REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Wali Kota Tasikmalaya Budi Budiman mengimbau seluruh elemen masyarakat tetap menjaga kondusivitas menjelang pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2019. Ia tak ingin, hanya karena pesta demokrasi yang dilaksanakan lima tahun sekali, membuat masyarakat bersitegang satu sama lain.
"Saya tidak rela, kalau Tasik yang sekarang kondusif jadi terganggu gara-gara perbedaan politik. Karena itu, kita harus jaga kondusivitas yang ada saat ini," kata dia saat Deklarasi Pemilu Damai, Jumat (15/3).
Deklarasi yang diinisasi oleh Polres Tasikmalaya Kota itu, dihadiri juga 19 partai politik yang berkontestasi di Kota Tasik, Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu), TNI, serta sejumlah tokoh masyarakat. Budi meminta, semua pihak yang hadir harus berkomitmen untuk menjaga pelaksanaan Pemilu 2019 tetap tenang.
Menurur dia, sistem demokrasi yang saat ini dianut oleh Indonesia merupakan yang paling baik di dunia. Karena itu, Pemilu 2019 akan menjadi pertaruhan bangsa Indonesia. Sebab, semua negara akan melihat Indonesia dalam berproses dalam demokrasi.
"Selama ini berakhir dengan damai, ini akan berdampak positif bagi bangsa kita. Siapapun yang terpilih, itu adalah yang terbaik," kata dia.
Ia menegaskan, deklarasi Pemilu Damai jangan hanya menjadi seremoni. Namun, harus menjadi acuan bagi semua pihak menaati aturan Pemilu yang ada.
Semua pihak, kata dia, harus menolak upaya-upaya yang menimbulkan perpecahan, serra menghindari kegiatan yang bersifat provokatif, menghasut, ujaran kebencian, tidak menggunakan isu SARA. Ia yakin, warga Kota Tasik sudah cerdas dalam berpolitik, sehingga tak akan menggunakan cara-cara yang negatif.
"Dalam demokrasi pasti ada perbedaan, tapi di Kota Tasik tahun ke tahun pesta demokrasi diakhiri dengan kedamaian. Partisipasi masyarakat juga tinggi, 82 persen pada Pilgub lalu. Ini menjadi tantangan bagi kita semua, untuk mengakhiri Pemilu ini kembali damai," kata dia.
Dalam sisa 32 hari menuju pemungutan suara, Budi berharap, masyarakat tetap menjaga silaturahim satu sama lain. Apalagi, dalam sepekan ke depan sudah mulai dilakukan kampanye secara terbuka.
"Ikhtiar yang harus dilakukan jangan saling melecehkan, menghujat, berisi ujaran kebencian, hoaks, tetap jaga kondusivitas Kota Tasik. Kebersamaan ini adalah hal yang paling mahal," kata dia.
Ia juga mengingatkan jajarannya di Pemerintahan Kota Tasik untuk menjaga netralitas dalam Pemilu 2019. Dengan begitu, pelayanan untuk masyarakat tetap akan berjalan maksimal.
Kapolres Tasikmalaya Kota AKBP Febry Kurniawan Ma'ruf mengatakan, tujuan digelarnya silaturahim dan deklarasi itu adalah untuk mengantisipasi kerawanan mendekati Pemilu yang tinggal menghitung hari. Ia berharap, semua pelaksanaan Pemilu 2019 dapat berjalan dengan baik secara prosedur maupun subtansi.
Untuk mencegah terjadinya kerawanan, menurut dia, diperlukan juga partisipasi dari masyarakat, penyelenggara dan peserta Pemilu, serta pemerintah daerah. Ia mengingatkan, semua pihak dapat mengantisipasi kegiatan yang bersifat provokatif, menghasut, ujaran kebencian, berita bohong, dan penggunaan SARA.
Ia menegaskan, Polri dan TNI siap untuk mengamankan pelaksanaan Pemilu 2019 di Kota Tasik. "Untuk antisipasi kerawanan personel gabungan TNI Polri sebanyak 1.200 ditambah ribuan Linmas akan disiagakan di Kota Tasik," kata dia.
Ketua KPU Kota Tasik Ade Zaenal Muttaqin mengatakan, kondisivitas menjadi hal yang paling pokok dalam pelaksanaan Pemilu. Untuk menjaga kondusivitas di Kota Tasik, pihaknya tak hanya menjalin kerja sama dengan aparat TNI/Polri, melainkan juga menggandeng segenap tokoh masyarakat untuk turun tangan.
"Kita juga melibatkan tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda, juga heurs bersinergu untuk menjaga kondusivitas," kata dia.
Ia mengimbau semua pihak harus bersinergi untuk menciptakan Pemilu yang damai. Ia optimis, pelaksanaan Pemilu di Kota Tasik bisa berjalan baik, lancar, damai, dan aman.