REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- PT Kereta Api Indonesia (KAI) meluncurkan kereta penolong di Stasiun Bandung, Jumat (15/3). Menurut Direktur Utama PT KAI Edi Sukmoro, satu rangkaian Kereta Penolong tersebut terdiri dari satu unit kereta penolong yang berfungsi untuk evakuasi sarana kereta api dan satu unit kereta penolong untuk evakuasi penumpang dan kru kereta api.
Edi menjelaskan, kereta api penolong ini merupakan produk hasil karya anak negeri dimana interior dan peralatan didalamnya merupakan produk dalam negeri.
"Interior semuanya pakai dalam negeri, tentu saja kalau engine mesinnya enggak, ini sudah 37 tahun," ujar Edi kepada wartawan.
Edi mengatakan, kereta penolong ini merupakan generasi kedua dari kereta penolong sebelumnya. Perbedaannya, kereta penolong versi pendahulunya hanya berfungsi untuk melakukan evakuasi sarana kereta api seperti kereta, gerbong, dan lokomotif ketika terjadi gangguan dalam perjalanan. Sedangkan yang terbaru, dilengkai fasilitas IGD untuk evakuasi penumpang dan petugas yang mengalami luka-luka.
Kereta penolong terbaru ini, kata dia, diproduksi oleh KAI dengan tujuan agar proses evakuasi lebih cepat apabila terjadi peristiwa luar biasa hebat (PLH). Dengan adanya Rangkaian Kereta Penolong terbaru ini memungkinkan proses evakuasi tidak hanya fokus pada penanganan gangguan perjalanan kereta api. Namun, perhatian juga diutamakan kepada korban kecelakaan KA atau PLH tersebut.
Keunggulan lain Kereta Penolong terbaru ini, kata dia, adalah sudah memiliki tenaga penggerak sendiri. Sebab pembuatannya menggunakan metode alih fungsi dari KRD (kereta rel diesel). Karena kereta tersebut tidak perlu ditarik lokomotif, maka waktu yang diperlukan untuk mencapai lokasi kejadian bisa lebih cepat.
Hal ini, kata dia, dimungkinkan karena persiapan armada untuk diberangkatkan menjadi lebih singkat. KAI memproduksi rangkaian Kereta Penolong ini di Balai Yasa Yogyakarta sejak bulan Juli 2018 dan telah menjalani uji statis dan dinamis hingga laik untuk dioperasikan pada November 2018.