Jumat 15 Mar 2019 15:27 WIB

DBD di Sleman Capai 218 Kasus

Warga diminta melakukan 3M Plus untuk mencegah DBD

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Dwi Murdaningsih
Pasien demam berdarah dengue (ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Pasien demam berdarah dengue (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang menimpa masyarakat Kabupaten Sleman terus bertambah. Hingga kini, tercatat sudah ada 218 kasus DBD yang beruntungnya masih tanpa angka kematian.

Itu diungkap Tim Kelompok Kerja Operasional (Pokjanal) DBD Dinas Kesheatan Kabupaten Sleman saat melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di Dusun Ambarukmo, Desa Caturtunggal, Kecamatan Depok.

Kegiatan itu dilaksanakan ke 12 RT dengan jumlah rumah dimonitor sebanyak 226 rumah. Dari jumlah itu, terdapat 32 rumah yang positif ditemukan jentik nyamuk, dan angka bebas jentiknya sebesar 85,84 persen.

Pada kesempatan itu, Kabid Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Novita Trisnaini, meminta masyarakat Dusun Ambarukmo tetap waspada.

Dia menegaskan, angka bebas jentik yang masuk dalam kategori aman jika berada di atas 95 persen. Karenanya, tetap diperlukan usaha-usaha untuk dapat mencegah perkembangbiakan jentik nyamuk seperti gerakan 3M plus.

"Plusnya itu bisa dengan larvasida, bukan fogging, karena banyak kerugiannya jika memakai fogging, selain mahal fogging juga hanya membunuh nyamuk dewasa, bahkan membunuh serangga bermanfaat lain," kata Novita, Jumat (15/3).

Untuk itu, ia mengimbau agar setiap rumah setidaknya memiliki satu orang juru pemantau jentik atau biasa disebut jumantik. Sehingga, pengendalian jentik nyamuk dapat dilakukan lebih efektif dan efisien.

Di Kabupaten Sleman sendiri, pemberantasan sarang nyamuk dilaksanakan rutin. Novita berharap, pemantauan jentik nyamuk tidak cuma dilakukan di dalam rumah, tapi di pekarangan sekitar rumah.

"Sebab, tidak sedikit pula jentik nyamuk yang ditemukan di pot, kolam dan genangan air lain," ujar Novita.

Untuk 218 kasus DBD di Kabupaten Sleman, angka itu mengalami sangat banyak peningkatan dibandingkan angka yang telah ditemukan Februari lalu. Sebab, kala itu angkanya masih sekitar 130 kasus.

Yang mengkhawatirkan, pada Februari lalu dengan 130 kasus saja sudah disebut ada peningkatan 400 persen dari periode yang sama tahun lalu. Tahun lalu, pada periode yang sama hanya ada sekitar 30 kasus DBD.

Belum lagi, jika melihat jumlah kasus DBD sepanjang 2018 yang angkanya hanya 144 kasus. Untuk itu, kewaspadaan tinggi mutlak diperlukan, dan tiap orang wajib melakukan pemantauan keberadaan jentik nyamuk di rumah masing-masing.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement