REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ikatan Istri Fraksi Partai Golkar (IIFPG) DPR menggelar bakti sosial di Desa Teluk, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten, Kamis (14/3). Fokus bakti sosial itu adalah pemberian bantuan untuk renovasi fasilitas pendidikan yang rusak akibat tsunami pada 22 Desember 2018.
Lokasi pilihan IIFPG untuk bakti sosial tersebut adalah Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA) di Desa Teluk. Madrasah yang berada di kawasan permukiman padat itu tak luput dari terjangan tsunami sehingga berbagai fasilitasnya rusak.
Ketua IIFPG Lita Adies Kadir mengatakan, tsunami yang menerjang pesisir Banten telah menyisakan duka mendalam dan kerusakan serius. “Kami mengucapkan rasa dukacita atas musibah tsunami yang menimpa warga Labuan dan sekitarnya,” tutur Lita dalam siaran persnya, Jumat (15/3).
Sejumlah pengurus dan anggota IIFPG tampak menyertai Lita dalam bakti sosial di lembaga pendidikan yang memiliki 16 pengajar dan 297 murid itu. Antara lain Sekretaris IIFPG Rita Ace Hasan Syadzily, Ketua Bidang IIFPG Letty Roemkono, serta Wakil Bendahara IIFPG Enny Misbakhun.
IIFPG dalam bakti sosial itu menyerahkan beragam bantuan untuk rehabilitasi dan renovasi bangunan di MI dan MDA Desa Teluk. Di antaranya adalah bantuan untuk pembuatan kantor atau ruang guru, musala, dua toilet, cat, serta keramik untuk lantai lapangan upacara.
Selain itu, IIFPG juga menyerahkan bantuan berupa tata suara dan kipas angin untuk ruang belajar dan kantor guru. “Saat ini fokus IIFPG adalah membantu pemulihan fasilitas di lembaga pendidikan,” ujar Lita.
Istri Sekretaris FPG DPR Adies Kadir itu mengharapkan pengajar dan murid MI/MDA Desa Teluk beserta warga sekitar menjaga fasilitas yang direnovasi. “Supaya tetap terjaga kebersihannya dan awet sehingga nyaman digunakan, serta bisa menambah semangat belajar mengajar para maupun murid,” pungkasnya.
Pada kesempatan sama Ketua Komite MI/MDA Abdul Qogar menyampaikan terima kasih atas bantuan IIFPG. Menurutnya, bantuan itu akan memupus anggapan publik tentang madrasah sebagai tempat pendidikan yang kumuh.