Kamis 14 Mar 2019 22:57 WIB

Pesawat Mahal, Jalur Darat akan Jadi Favorit Saat Mudik

Penambahan rest area penting dilakukan untuk musim mudik mendatang.

Rep: mabruroh/ Red: Dwi Murdaningsih
Ekspedisi tol Trans Jawa
Foto: dok istimewa
Ekspedisi tol Trans Jawa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno mengatakan jalur darat akan menjadi primadona pada saat musim mudik lebaran 2019. Alasannya karena tarif tiket pesawat masih mahal serta sudah terhubungnya tol Transjawa.

“Tarif tiket pesawat udara masih mahal, diprediksi jalur darat makin diminati, terutama pengguna kendaaraan pribadi di Jawa dan sebagian Sumatera,” kata Djoko dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Kamis (14/3).

Baca Juga

Ia menuturkan, mudik lebaran kali ini jalan Tol Trans Jawa sudah terhubung serta sebagian Tol Sumatera di ruas Tol Bakauheni-Terbanggi Baru-Palembang sudah terhubung. Sehingga ia menilai mudik kali ini masyarakat akan lebih nyaman dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. 

Penambahan rest area menjadi penting dan diperlukan. Jika ditambah di sepanjang tol tersebut kurang efektif. Karena ramai hanya pada saat musim mudik.

Kendati demikian lanjut Djoko, untuk mendukung kenyamanan mudik masyarakat ada baiknya apabila pemerintah pusat maupun penerintah daerah dan pihak swasta dapat menambah atau menyiapkan lahan untuk penambahan rest area atau tempat istirahat. Para pebisnis lokal yang mulai terpuruk akibat terdampak pembangunan tol dapat diberi peluang membuka usaha di rest area dekat gerbang tol.

“Pemda dapat menyiapkan itu dan bekerja sama dengan operator jalan tol minta dibuatkan rambu petunjuk di sepanjang tentang keberadaan rest area di luar tol,” terangnya.

Djoko menjelaskan, dalam tiga tahun terakhir ketersendatan lalu lintas saat mudik terjadi gerbang tol, karena pembangunsn tol belum selesai. Tetapi tahun ini dalam sudut pandangnya, akan terjadi ketersendatan di ruas tol terutama di dekat rest area.

“Rest area yang disediakan di sepanjang jalan tol tidak akan sanggup menampung semua pengguna tol untuk beristirahat,” kata dia.

Ia melanjutkan, pengguna tol yang melakukan perjalanan panjang, setidaknya 2-3 jam perjalanan menghendaki beristirahat. Jika tidak, maka dikhawatirkan justru akan meningkatkan potensi kecelakaan lalu lintas.

Data dari PT jasa Marga pada Maret 2019, beberapa ruas tol yang perlu diwaspadai adalah km 365 - km 375 Tol Batang-Semarang, km 475 - km 485 Tol Semarang-Solo, km 715 - km 725 Tol Surabaya-Mojokerto,  km 795 - km 805 Tol Gempol-Pandaan.

Menurutnya, perlu pemasangan rumble strip sebelum rest area. Setidaknya pada jarak 1,5 km sebelum rest area untuk mengingatkan pengguna jalan tol agar mengurangi laju kendaraannya.

Ia juga memprediksi jalur pantura akan dipenuhi pemudik roda dua dan sebagian roda empat. Sedangkan pemudik dari Kalimantan dan Sulawesi ke Jawa beralih ke kapal karena harga tiket pesawat udara yang mencekik.

“Pelabuhan Tanjung Emas (Semarang) dan Tanjung Perak (Surabaya) akan semakin ramai,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement