REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Lembaga Survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (Kedai Kopi), Hendri Satrio menilai beban calon wakil presiden (cawapres) Maruf Amin pada debat ketiga 17 April mendatang dirasa akan lebih berat ketimbang cawapres nomor urut 02 Sandiaga Salahuddin Uno. Menurutnya, ada sejumlah faktor yang menjadi alasan mengapa beban Maruf Amin lebih berat.
"Karena selama ini dianggap sebagai faktor yang menurunkan elektabilitas Pak Jokowi," kata Hendri dalam diskusi bertajuk 'Siapa berani mendebat ulama?' di Jakarta, Kamis (14/3).
Selain itu, ia juga kerap dianggap sebagai cawapres drama dadakan lantaran muncul pada menit-menit akhir deklarasi. Kemudian Maruf juga diharapkan bisa menjelaskan dua hal, pertama terkait apa saja prestasinya Wakil Presiden Jusuf Kalla bersama Jokowi selama menjabat, kedua, Maruf harus menjelaskan apa yang harus dilakukan pada saat mendampingi Jokowi jika terpilih.
"Nggak bisa kan Kiai Maruf nanti 'tugas saya mendoakan agar setiap program Pak Jokowi berhasil', kan nggak gitu. Dia harus menyampaikan program-program," ujarnya.
Selain itu, Maruf juga harus bisa menjelaskan Revolusi Mental pada era Jokowi. Ia juga harus bisa menyakinkan masyarakat bahwa revolusi mental Jokowi diimplementasikan dengan sangat baik.
"Jadi beban Kiai Ma'ruf itu besok cukup berat dengan faktor-faktor yang tadi," tutur pendiri Kedai Kopi itu.
Sedangkan, beban Sandiaga dinilai tidak seberat beban Maruf lantaran kehadirannya memberikan efek elektabilitas terhadap Prabowo. Apalagi, imbuhnya, sosok Sandiaga begitu otentik.
"Kalau kita lihat Mas Sandiaga di tiap debat, dia mampu mengambil intisari pesan menjadi sebuah pesan komunikasi yang bagus, tepat, diulang-ulang dan ingat," jelasnya.