REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon wakil presiden (Cawapres) nomor urut 01, KH. Ma'ruf Amin mengungkapkan dulu masyarakat banyak diberikan pemahaman keislaman lewat kitab yang disusun Jalaluddin al-Mahalli, yaitu Tafsir Jalalain.
Namun, menurut dia, saat ini umat Islam Indonesia banyak diberikan ajaran 'tafsir jalan lain' oleh kelompok yang ingin merusak paham ahlussunnah wal jamaah (Aswaja).
"Kalau dulu kita diajarkan dan mengajarkan Tafsir Jalalain, ternyata sekarang banyak yang memberikan tafsir dengan 'jalan lain'," ujar Kiai Ma'ruf saat sambutan dalam acara Deklarasi Silaturrahmi Alim Ulama dan Tokoh (SILAT) Cilegon di Hall Bintang Laguna Cilegon, Kamis (14/3).
Karena itu, Mantan Rais Aam PBNU ini mengingatkan kepada seluruh pendukungnya agar menjaga Islam Indonesia dari kelompok penafsir 'jalan lain' tersebut. "Makanya kita harus jaga agama ini jangan sampai Islam Indonesia yang Aswaja dirobek-robek oleh kelompok penafsir jalan lain," ucap Kiai Ma'ruf.
Kiai Ma'ruf mengatakan, dengan adanya tafsir 'jalan lain' itu saat ini telah banyak terjadi konflik di kalangan masyarakat. Karena itu, Kiai Ma'ruf pun mengimbau kepada ulama dan masyarakat Cilegon untuk menyampaikan ajaran Islam yang santun seperti yang dilakukan Rasulullah.
Sekarang, kata dia, telah banyak mubaligh yang tidak santun, yaitu golongan yang kerap menyampaikan makian di dalam isi ceramahnya. Para mubaligh tersebut menjadi tidak santun lantaran mengamalkan ajaran 'tafsir jalan lain'. "Kita akan menjaga sesuai dengan ajaran Islam yang santun yang layyina (lemah lembut)," kata Ketua Umum MUI ini.
Dalam acara silaturrahim tersebut hadir sejumlah tokoh masyarakat dan ulama, antara lain Ketua PWNU Banten H. Bunyamin, Ketua Silat Cilegon KH. Habib Anshori, Ketua PCNU Cilegon Hifdulloh, serta tokoh masyarakat Cilegon H. Syahroni.
Para tokoh, ulama dan masyarakat Cilegon itu menyampaikan deklarasi dukungan kepada pasangan calon nomor urut 01, Jokowi-KH. Ma'ruf.