Kamis 14 Mar 2019 05:30 WIB

Alih Fungsi Lahan Pertanian Disebut tak Pengaruhi Produksi

Lahan kosong yang ada diusahakan terus dimanfaatkan untuk terpakai.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Friska Yolanda
Petani memanen padi dengan mesin panen padi di kawasan Bambanglipuro, Bantul, DI Yogyakarta, Senin (6/3).
Foto: Antara/Andreas Fitri Atmoko
Petani memanen padi dengan mesin panen padi di kawasan Bambanglipuro, Bantul, DI Yogyakarta, Senin (6/3).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kepala Dinas Pertanian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sasongko mengatakan, alih fungsi lahan pertanian produktif di DIY mencapai 250 hektare lebih per tahun. Namun, hal itu tidak mempengaruhi produksi hasil pertanian. Bahkan, hasil pertanian dinilai masih cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Ia menjelaskan, lahan kosong yang ada diusahakan terus dimanfaatkan untuk terpakai. Jika mengalami masa panen, makan akan dilakukan penanaman kembali.

Bahkan, saat ini DIY tengah mengalami musim panen. "Saat ini panen sudah tidak masalah. Rata-rata masa tanam yang bulan November sudah panen. Untuk meningkatkan produksi, kita mengejar untuk segera ditamami kembali," kata Sasongko.

Dengan begitu, produksi tanaman pangan terus terjaga. Walaupun lahan pertanian kurang karena adanya alih fungsi lahan pertanian produktif.

Pihaknya, juga melakukan berbagai upaya lain untuk menjaga produksi tanaman pertanian di lapangan. "Produksi di lapangan, jangan sampai tanaman kena hama, penyakit. Kita kendalikan dengan melakukan gerakan pengendalian. Dari kita setiap hari turun ke lapangan untuk mengecek itu, jangan sampai terkena hama," ujarnya.

Ia menyebutkan, per tahun produksi gabah hasil panen rata-rata mencapai 900 ribu ton lebih. Sementara, untuk jagung mencapai rp ribu ton per tahun di DIY.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement