REPUBLIKA.CO.ID, BAUBAU -- Pelaksana Tugas Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, Sumarto Lanae, mengatakan produksi sampah daerahnya mencapai 80-100 ton per hari. Menurutnya, jumlah tersebut masih dalam batasan normal untuk suatu kota sedang seperti Baubau.
"Kalau dibandingkan dengan kota-kota besar lainnya, produksi sampah mereka bisa mencapai ratusan atau ribuan ton per hari," ujar Sumarto, di Baubau, Rabu.
Sumarto mengungkapkan produksi sampah Baubau bisa meningkat sampai 120 ton per hari. Pada saat Idul Fitri, volume sampah biasanya bertambah karena tidak sedikit juga pedagang dari luar daerah masuk Baubau.
"Petugas kami bekerja dalam shif untuk mengangkut sampah, ada yang bekerja dari pagi hingga siang dan selanjutnya siang sampai sore hingga malam hari," ujarnya.
Kondisi armada pengangkut sampah Baubau saat ini, menurut Sumarto, masih cukup baik. Hanya saja, armada motor gerobak yang difungsikan masuk ke lorong-lorong daerah itu cuma ada empat unit, padahal kebutuhan minimalnya lima unit motor gerobak.
"Untuk armada truk yang beroperasi sekitar 30 unit, tetapi belum seluruhnya dilayani masih ada kecamatan tertentu yang belum mampu dijangkau, seperti kecamatan Bungi," katanya.
Dikatakannya, agar sampah-sampah terangkut sesuai waktu jam kerja petugas kebersihan, pihaknya berharap masyarakat untuk menepati jam pembuangan sampah. Masyarakat diimbau untuk tidak membuang sampah pada siang hari.
"Kalau mereka membuang sampah di atas jam 6 pagi hingga jam 6 sore, biaya pengangkutan sampah akan bertambah karena petugas tenaga kebersihan kami juga harus istirahat," katanya.
Sumarto mengungkapkan, di beberapa tempat pembuangan sampah (TPS) kondisi sampah tidak pernah sepi. Pihaknya pun tak henti-hentinya mengimbau melalui RT/RW, lurah dan camat agar selalu mengumumkan kepada warganya.