Rabu 13 Mar 2019 16:18 WIB

Purwakarta Masih Kekurangan Ambulans

Purwakarta mengajukan pengadaan ambulans senilai Rp 2,1 miliar.

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Friska Yolanda
Ambulans. (Ilustrasi)
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Ambulans. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta melansir jumlah armada ambulans untuk melayani masyarakat di wilayah ini masih minim. Pasalnya, sampai saat ini armada yang tersedia baru 66 unit. Idealnya, satu desa memiliki satu ambulans dan satu puskesmas memiliki dua ambulans.

Kabid Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta, Rudi Hartono, mengatakan, 66 armada itu tersebar di desa dan puskesmas. Ambulans desa, jumlahnya baru 45 unit. Sedangkan, ambulans puskesmas baru 20 unit. Serta, satu lagi yakni ambulans yang dikelola oleh Pemadam Kebakaran.

Baca Juga

"Jadi, kalau melihat jumlah, armada tersebut masih jauh dari angka ideal," ujar Rudi, kepada Republika.co.id, Rabu (13/2).

Purwakarta terdiri atas 192 desa dan kelurahan. Jika merujuk pada data tersebut, maka ambulans desa dan kelurahan harusnya ada 192 unit. Namun, sampai sekarang baru 45 unit. Itupun, dikelolanya oleh pihak desa.

Sedangkan, jumlah puskesmas yang ada di Purwakarta ada 20 titik. Ambulansnnya juga, baru 20 unit. Padahal, idealnya ada dua unit.

Rudi mengatakan, setiap puskesmas harus memiliki minimal dua unit ambulans. Hal ini bertujuan untuk memudahkan mobilitas pasien.

"Jadi, bila ada permintaan jasa ambulans, warga tak kebingungan lagi mencari armada tersebut," ujar Rudi.

Selama ini, lanjut Rudi, pengaduan soal kesehatan baik yang langsung ke Diskominfo maupun ke pihaknya cukup tinggi. Bahkan, menguasi 90 persen layanan pengaduan. Salah satunya, soal kebutuhan jasa ambulans.

Karena itu, pada 2019 ini pihaknya mengusulkan untuk penambahan ambulans. Adapun usulannya, sebesar Rp 2,1 miliar untuk membeli tujuh unit ambulans baru. Ambulans yang diusulkan itu sudah termasuk fasilitas kesehatan seperti tabung oksigen dan lainnya.

"Tapi, apakah usulan dari kita ini disetujui atau tidak, tergantung dari kemampuan anggaranya," ujar Rudi.

Terkait dengan banyaknya keluhan sulitnya mengakses layanan ambulans di desa, Rudi menjelaskan hal itu menjadi kewenangan pemerintah desa setempat.

Sementara itu, Kabid Informasi dan Komunikasi Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Kabupaten Purwakarta, Hendra Fadly, mengatakan, pihaknya mengusulkan supaya ada satu ambulans yang siaga di depan kantor Diskominfo. Alasannya, selama ini pengaduan masyarakat, langsung tersentral ke dinas ini.

"Kami, sering kesulitan koordinasi untuk meminjam ambulans. Padahal, warga mengeluhnya ke kami. Jadi, kami usulkan minta satu ambulans yang siaga di Diskominfo," ujarnya.

Dari puluhan ambulans yang ada ini, lanjut Hendra, yang paling responsif yaitu ambulans dari Desa Kembangkuning, Kecamatan Jatiluhur. Ketika sopir ambulans lain tidak dapat dihubungi, sopir ambulans Desa Kembangkuning selalu aktif 24 jam.

"Saat kami hubungi tengah malam juga, Abah Engkong Efa sopir ambulansnya selalu siap. Kami, sangat terbantu dengan sopir seperti abah ini," jelas Hendra.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement