REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Kepala Badan Intelijen Negara Daerah (Kabinda) Nusa Tenggara Barat (NTB) Tarwo Kusnarno mengatakan situasi NTB saat ini aman dan tidak ada gangguan apa pun terkait dengan pelaksanaan pemilihan umum (pemilu). Kendati demikian, Tarwo tidak memungkiri jika ada potensi ketegangan politik, terutama menjelang masa-masa pencoblosan.
"Dinamika politik meningkat ditandai ramainya medsos (media sosial). Isu-isu hoaks, isu-isu negatif masih terjadi, kecenderungannya meningkat," ujar Tarwo di Mataram, NTB, Rabu (13/3).
Dalam catatan Binda NTB, data statistik penyebaran hoaks tertinggi di NTB terjadi pada awal Januari saat adanya isu tujuh kontainer surat suara yang sudah tercoblos di Jakarta Utara. "Paling tinggi hasil statistik, itu paling tinggi, satu hari ada lebih dari 50 hoaks yang disebarkan (di NTB)," kata Tarwo.
Saat ini, Tarwo katakan, tren hoaks di media sosial di NTB mengalami penurunan berkisar 20 sampai 25 hoaks per hari. Tarwo mengimbau masyarakat NTB bijak dalam menggunakan sosial untuk tidak melakukan penyebaran hoaks.
Tarwo menyampaikan, Binda NTB bersama Polda NTB, Pemda, sedang membentuk tim satuan tugas (satgas) anti-hoaks. Binda dan Polda NTB akan melakukan pemantauan terhadap orang-orang yang dinilai melakukan penyebaran hoaks.
"Setiap hari kita pantau siapa yang sebarkan hoaks, kalau sudah melanggar hukum, ada beberapa pendekatan misalnya ternyata yang melakukan anak SMP, kita hubungi orang tua dan kepala sekolah agar menyadarkan untuk tidak melakukan hoaks," ucap Tarwo.
Tarwo menambahkan, tindakan menyebarkan hoaks didasari beberapa faktor, mulai dari rasa ketidakpuasan hingga sekadar main-main. "Ada yang sifatnya menyebarluaskan bahkan sampai ke grup WA. Kita lakukan identifikasi, contohnya berita yang sungguhnya mana akan kita tampilkan dengan berita hoaks agar masyarakat tahu," kata Tarwo menambahkan.