Rabu 13 Mar 2019 11:42 WIB

Gempa M 4,9 Guncang Selat Makassar

Gempa berlokasi di laut pada jarak 50 km arah utara Kota Donggala

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Esthi Maharani
Gempa di selat makassar atau 50 km arah utara kota donggala
Foto: BMKG
Gempa di selat makassar atau 50 km arah utara kota donggala

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis bencana gempa bumi berkekuatan magnitudo (M) 4,9 yang mengguncang Selat Makassar arah Donggala, Sulawesi Tengah, Rabu (13/3). Kendati demikian, gempa tidak menimbulkan tsunami.

"Pada Rabu pukul 08.50.46 WIB, wilayah Selat Makassar diguncang gempa bumi tektonik. Hasil analisis BMKG menunjukkan informasi awal gempabumi ini berkekuatan M=5 yang selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi M=4,9," kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono, seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Rabu (13/3).

Baca Juga

Ia menyebut episenter gempabumi terletak pada koordinat 0,01 LU dan 119,66 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 50 km arah utara Kota Donggala, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah pada kedalaman 10 km. Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, tampak bahwa gempabumi dangkal ini terjadi akibat aktivitas sesar palu koro.

Ia menambahkan, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi ini dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme sesar geser mengiri (sinistral strike-slip). Kemudian dampak gempabumi berdasarkan laporan masyarakat menunjukkan bahwa guncangan dirasakan di daerah Donggala dan Palu dalam skala intensitas II-III MMI. Kendati demikian, ia mengklaim hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut.

"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi tidak berpotensi tsunami," katanya.

Hingga pukul 09.18 WIB, dia melanjutkan, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya satu aktivitas gempabumi susulan (aftershock). Karena itu ia mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

"Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi (Instagram/Twitter @infoBMKG), website ( http://www.bmkg.go.id atau inatews.bmkg.go.id), atau melalui Mobile Apps (IOS dan Android), wrs-bmkg (user pemda ,pwd pemda-bmkg) atau infobmkg," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement