Selasa 12 Mar 2019 23:00 WIB

Ketum PSI Nilai Perlu Ada Debat Antar Parpol Peserta Pemilu

Grace mengatakan hal itu agar publik bisa menilai kualitas dari Parpol pemilu

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Bayu Hermawan
Ketua umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie
Foto: Antara/Andreas Fitri Atmoko
Ketua umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie menilai perlu adanya debat antar partai politik peserta Pemilu 2019. Menurut Grace, tujuan debat tersebut agar publik bisa menilai kualitas dari partai yang akan mereka dukung.

"Bagi kami debat ini penting untuk memastikan kualitas DPR mendatang tidak lebih buruk," kata Grace Natalie, Selasa (12/3).

Grace berharap Komisi Pemilihan Umum (KPU), masyarakat sipil atau media massa bisa memfasilitasi debat tersebut. Disaat yang bersamaan, Grace menyayangkan proses penyelenggaraan Pemilu 2019 yang masih kurang memberikan ruang eksplorasi bagi publik.  Padahal, dia mengatakan, pemilu merupakan ajang kompetisi politik. Sehingga, dia melanjutkan, sudah seharusnya publik mendapatkan kesempatan untuk melihat kontestasi antar partai-partai politik peserta pemilu.

"Ada satu hal yang masih kurang dari proses Pemilu kali ini yakni publik kehilangan kesempatan untuk melihat kontestasi ide diantara 16 partai politik," katanya.

Menurut Lingkaran Survei Indonesia (LSI) pamor partai politik dan calon anggota legislatif (caleg) memang kurang diajang pemilu serentak ini. Hal itu dikarenakan publik berfokus kepada calon presiden (capres).

Grace mengatakan, KPU diketahui memfasilitasi debat antar calon presiden agar publik dapat menilai masing-masing kandidat. Sayangnya, dia mengatakan, hal itu tidak dilakukan ditingkat partai politik. Menurut Grace, publik berhak mengetahui perbedaan visi dan misi partai-partai terkait berbagai isu.

"Kita tidak tahu apa beda visi dan misi partai-partai nasionalis dalam pemberantasan korupsi? Apa posisi mereka dalam isu poligami? Apa yang akan mereka lakukan bila ada penutupan gereja? Apa tindakan mereka menghadapi persekusi terhadap Ahmadiyah, Syiah, serta kelompok-kelompok adat dan penghayat? Rakyat berhak mendengar," jelas Grace.

Sebelumnya, pernyataan itu diungkapkan Grace dalam dalam pidato politik di Festival 11 Medan, Sumatra Utara. Kegiatan itu diselenggarakan di Medan International Convention Center (MICC).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement