REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI telah menurunkan tim guna melakukan observasi kemungkinan adanya masalah pada pesawat terbang seri Boeing 737 Max 8. Tim Kemenhub akan bekerja selama sepekan ini dalam melakukan observasi pada 11 unit pesawat terbang jenis Boeing 737 Max, milik maskapai penerbangan Lion Air dan Garuda yang untuk sementara telah digrounded atau tidak dioperasikan.
“Kalau nanti tidak ditemukan masalah, maka maka pesawat Boeing 737 Max yang telah digrounded akan diizinkan terbang kembali,” kata Menteri Perhubungan RI, Budi Karya Sumadi, usai membuka Seminar Nasional Kesiapan UMKM dan Ekonomi Kerakyatan di Era Revolusi Industri 4,0, di Hotel PO Semarang, Jawa Tengah, Selasa (12/3).
Namun, jelasnya, jika dalam observasi ini ditemukan masalah, maka bisa saja masa penghentian operasi pesawat ini bakal diperpanjang. “Mudah- mudahan, dalam sepekan ini aka nada hasil dari observasi ini,” ujarnya.
Budi juga mengungkapkan, Kemenhub memang belum bisa memastikan apakah hal- hal yang menyebabkan kecelakaan penerbangan komersial dengan pesawat Boeing 737 Max 8 di Ethiopia sama dengan milik maskapai Lion Air.
Tapi karena jenis pesawatnya sama dan rentang waktunya juga relatif tidak terlalu jauh, Kemenhub telah melakukan grounded sementara. Sambil mulai hari ini melakukan klarifikasi terhadap fungsi- fungsi dari ke-11 pesawat jenis Boeing 737 Max 8 yang ada di Indonesia tersebut.
"Harapan kita, tidak terjadi apa- apa, tetapi kalau dalam hal terjadi sesuatu yang tidak diinginkan atas observasi pesawat tersebut, tentunya Kemenhub akan memperpanjang masa grounded pesawat jenis Boeing 737 Max 8 tersebut," ujarnya.
Selain itu, Kemenhub juga akan mengikuti apapun prosedur yang berlaku secara internasional, jika memang memang ada pesawat jenis Boeing 737 Max 8 yang nantinya diketahui bermasalah. Terkait hal ini, Kemenhub telah berkomunikasi dengan Regulator Penerbangan Sipil Amerika (FAA) maupun pihak Boeing, guna mempertanyakan kejadian- kejadian sebelumnya.