Senin 11 Mar 2019 17:52 WIB

Petani Lampung Keluhkan Harga Jagung Semakin Anjlok

Harga jagung diperkirakan terus turun karena masih masa panen.

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Nur Aini
Jagung (ilustrasi).
Foto: Humas Kementan.
Jagung (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Petani jagung di wilayah Lampung mengeluh di saat musim panen harga jagung terus anjlok hingga menyentuh Rp 2.000 per kg. Padahal, petani berharap harga jagung terus membaik pada kisaran Rp 5.000 sampai Rp 6.000 per kg. Penurunan harga tersebut membuat petani tidak balik modal.

“Sekarang jagung tidak ada hargany,a hanya Rp 2.000 per kilogram,” kata Darsih (38 tahun), petani jagung di Desa Karang Endah, Kecamatan Terbanggi Besar, Kabupaten Lampung Tengah, Lampung, saat ditemui Republika.co.id, Senin (11/3).

Baca Juga

Menurut dia, harga jagung akan terus menurun sampai Rp 1.000 per kg, karena masih banyak petani yang panen. Harga jagung selalu berfluktuatif mengikuti musim. Bila musim paceklik harga jagung tinggi sampai Rp 6.000 per kg, tapi bila panen seperti saat ini harga bisa sampai Rp 1.000 per kg.

Suyanto (47 tahun), petani di Karang Endah juga mengeluhkan harga jagung tidak pernah stabil. Menurut dia, petani selalu menjadi tumpuan penderitaan, karena harga ditentukan tengkulak. Seharusnya pemerintah turun tangan mengatasi harga jagung yang terus merosot di saat panen. “Kapan petani mau hidup senang kalau harga panen jagung terus menurun,” tuturnya.

Petani jagung di Kabupaten Lampung Utara juga merasakan harga jagung murah. Saat panen raya, harga jagung di Kecamatan Abung Semuli, Lampung Utara, dijual Rp 2.500 per kg. Sanusi,  petani setempat, mengatakan harga jagung di daerahnya tidak stabil saat panen.

“Januari lalu harga jagung sampai Rp 5.700 per kilogram, petani bisa dapat untung. Tapi kalau Rp 2.500 untuk modal saja masih sulit,” kata Hendri.

Kepala Dinas Perdagangan Lampung Utara wan Hendri membenarkan saat musim panen raya jagung di wilayahnya, harga jagung semakin anjlok. Menurut dia, harga jagung murah atau anjlok tersebut tidak saja terjadi di Lampung tapi merata se-Indonesia. “Kami berharap Pemerintah Provinsi dapat mencarikan solusinya agar petani tidak merugi,” katanya.

Para petani menduga murahnya harga jagung petani saat panen raya, karena adanya jagung impor. Adanya jagung impor yang banyak membuat harga jagung lokal terus menurun, karena stok jagung melimpah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement