REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang memastikan kebutuhan pupuk bersubsidi bagi musim tanam periode April- September masih cukup aman. Dengan demikian, para petani di wilayah yang membutuhkan, tidak perlu khawatir lagi dengan ketersediaan pupuk bersubsidi bagi kebutuhan tanaman pertanian mereka.

Kepala Dinas Pertanian Perikanan dan Pangan Kabupaten Semarang, Wigati Sunu mengungkapkan pemanfaatan Aplikasi Sistim Manajemen Pangan Indonesia (SIMPI) telah menjamin hal ini. Menurutnya, Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) pupuk bersubsidi, penetapan alokasi/ realokasi, hingga monitoring distribusi sudah disusun menggunakan aplikasi tersebut.

Ia juga mengungkapkan, untuk tahun 2019 ini pengisian data RDKK pupuk bersubsidi di Kabupaten Semarang diharapkan selesai pada bulan April 2019. Kendati begitu, proses pengisian data RDKK ini sudah mendekati rampung, dan hanya menyisakan data beberapa kecamatan saja yang masih belum masuk.

Namun bagi petani yang membutuhkan pupuk bersubsidi tetap bisa menebus menggunakan Kartu Tani. "Karena aplikasi SIMPI memungkinkan untuk memonitoring hal ini," katanya, Senin (11/3).

Khusus tahun ini, masih jelas Sunu, memang ada beberapa perubahan data dalam RDKK, terkait dengan perkembangan data yang ada di lapangan. Ia mencontohkan, untuk kuota pupuk organik bersubsidi bagi Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang bakal berkurang dibandingkan tahun sebelumnya.

Karena para petani, khususnya yang berada di lereng Gunung Merbabu, sudah memproduksi pupuk organik secara mandiri bagi kebutuhan pertanian mereka.

"Sehingga untuk kuota pupuk organik bersubsidi yang diusulkan bakal berkurang atau lebih kecil dibandingkan dengan kecamatan lainnya," kata Sunu.

Ikuti Whatsapp Channel Republika