REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI mengonfirmasi WNI korban pesawat Ethiopian Airlines adalah seorang perempuan. Ia diketahui bekerja untuk World Food Program (WFP) PBB.
Berdasarkan keterangan tertulis dari Kemenlu RI pada Senin (11/3), Kemenlu mendapat informasi korban satu WNI adalah seorang perempuan yang tinggal di Roma Italia. Korban juga diketahui bekerja untuk World Food Program (WFP) PBB.
Saat ini, Duta Besar RI di Roma telah bertemu dan menyampaikan duka cita mendalam pada keluarga korban. Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Roma akan terus berkordinasi dengan keluarga korban, KBRI Addis Ababa, dan Kantor WFP Roma untuk pengurusan jenazah, serta dukungan bagi keluarga.
Kemenlu menyatakan Pemerintah Indonesia menyampaikan duka cita yang mendalam kepada keluarga korban atas kecelakaan pesawat Ethiopian Airlines di Addis Ababa.
Pesawat milik maskapai Ethiopian Airlines dengan rute penerbangan Adis Ababa-Nairobi jatuh enam menit setelah lepas landas, Ahad (10/3). Pesawat dengan nomor penerbangan ET-302 itu jatuh di dekat Kkota Bishoftu, 62 kilometer di sebelah tenggara ibu kota Etiopia, Addis Ababa.
"Pesawat membawa 149 penumpang dan delapan awak di dalamnya," kata juru bicara Ethiopian Airlines kepada Reuters, kemarin.
Serupa juga dengan penerbangan Lion Air JT-610, diperkirakan tak ada yang selamat dalam kecelakaan tersebut. Pihak maskapai menambahkan, para penumpang berasal dari 35 kebangsaan yang berbeda. Di antaranya merupakan 32 warga negara Kenya dan 17 warga negara Etiopia. Media China, Global Times, juga melaporkan ada delapan warga China dalam ET-302.
Menurut keterangan Ethiopian Airlines, pesawat lepas landas sekitar pukul 08.38 pagi waktu setempat. Enam menit kemudian kontak dengan pesawat terputus. Menurut monitor lalu lintas udara Flightradar 24, pesawat itu menunjukkan kecepatan vertikal yang tidak stabil setelah lepas landas. Namun, belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan pesawat tersebut jatuh.