Ahad 10 Mar 2019 18:07 WIB

Banyak Daerah Diterjang Banjir? Ini Kata Pakar Banjir

Posisi matahari dan bulan yang berdekatan dengan bumi berpengaruh pada banjir.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Andi Nur Aminah
Guru mengeluarkan meja dan kursi ketika membersihkan ruang kelas yang tergenang banjir di SDN Rongtengah 1, Sampang, Jatim, Selasa (1/3).
Foto: Antara/Saiful Bahri
Guru mengeluarkan meja dan kursi ketika membersihkan ruang kelas yang tergenang banjir di SDN Rongtengah 1, Sampang, Jatim, Selasa (1/3).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pakar banjir dari Institut Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Suharjoko memaparkan penyebab banyaknya daerah-daerah yang akhir-akhir ini diterjang bencana banjir. Menurutnya, bencana banjir yang melanda beberapa daerah tersebut dikarenakan posisi matahari dan bulan yang berdekatan dengan bumi.

Posisi bulan dan matahari yang berdekatan dengan bumi tersebut, Suharjoko mengatakan, membuat perubahan iklim sangat ekstrim. "Jadi kalau hujan ya hujannya deras sekali, kalau panas ya panas sekali, kalau angin ya kecang sekali," ujar dosen Teknik Infrastruktur Sipil ITS tersebut, saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (10/3).

Baca Juga

Suharjoko menjelaskan, posisi matahari yang berdekatan dengan bumi biasanya terjadi pada Januari. Sementara, posisi paling dekatnya bulan dengan bumi biasanya terjadi pada bulan Suro atau Muharam, yang tahun lalu bertepatan dengan September 2018. Posisi bulan dan matahari dengan bumi tersebut sangat memengaruhi perubahan iklim.

"Jadi sesungguhnya gerakan magma, air, angin, dan awan itu sangat dipengaruhi posisi matahari dan bulan terhadap bumi," ujar Suharjoko.

Terkait solusi mengahadapi bencana tersebut, Suharjoko mengatakan, bencana yang disebabkan faktor alam tidak bisa dihindari. Solusi terbaik menurutnya adalah memberi pengetahuan kepada masyarakat terkait kemungkinan bencana yang melanda daerahnya. Sehingga masyarakat bisa lebih siap menghadapi bencana tersebut.

"Ya kalau menghadapi alam memang gak bisa. Kalau seperti ini ya memberi pengetahuan kepada masyarakat agar siap jika sewaktu-waktu terjadi bencana. Kemudian untuk menguranginya ya saluran-saluran supaya diperbaiki, dan sebagainya," ujar Suharjoko.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement