REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan meresmikan jembatan gantung terpanjang se-Asia Tenggara di Kabupaten Sukabumi, Sabtu (9/3). Jembatan gantung Suspension Bridge ini akan menjadi daya tarik wisatawan baik domestik maupun luar negeri.
Jembatan gantung Situgunung tepatnya berada di Desa Gede Pangrango, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Lokasi jembatan berada di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) dan dibangun oleh pihak swasta yakni PT Fontis Aqua Vivam.
"Jembatan gantung ini terpanjang se-Asia Tenggara dengan panjang sekitar 200 meter dan tinggi 112 meter," ujar Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan kepadaa wartawan di sela-sela peresmian jembatan gantung.
Kehadirannya sebagai bentuk dukungan terhadap sarana jembatan gantung yang akan mendongkrak sektor pariwisata di Sukabumi. Menurut Luhut, sektor wisata akan menjadi industri yang sangat diperlukan Indonesia. Oleh karena itu pemerintah menyambut positif adanya jembatan gantung dan akan memfasilitasi pembangunan sarana penunjang seperti BTS (base transceiver station).
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan meresmikan jembatan gantung terpanjang se Asia Tenggara di Sitigunung, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi Sabtu (9/3).
Namun, pengembangannya juga dengan tetap memperhatikan lingkungan teruatama dengan tidak menebang pohon di kawasan yang dilindungi. Selain itu pengunjung dan masyarakat juga harus memperhatikan masalah sampah. Dari pantauannya kawasan di sekitar jembatan gantung sangat terpelihara kebersihannya termasuk cukup baik dalam mengelola sampah.
Luhut menerangkan, masalah sampah saat ini tengah menjadi perhatian dunia. Di mana Indonesia dipandang sebagai negara yang cukup baik dalam penanganan sampah dan dalam waktu dekat akan menjadi tuan rumah pertemuan internasional mengenai sampah.
Bupati Sukabumi Marwan Hamami menambahkan, kehadiran jembaan gantung menyedot perhatian pengunjung baik lokal maupun luar negeri seperti Malaysia. Namun pengembangan wisata alam ini akan dibarengi dengan penyediaan kawasan kuliner dan hotel.
"Oleh karena itu kami menggandeng Kota Sukabumi yang menyediakan kawasan kuliner dan perhotelan," ujar Marwan.