REPUBLIKA.CO.ID, TAMBRAUW -- Kabupaten Tambrauw di Provinsi Papua Barat mulai berbenah diri agar mampu menjadi salah satu destinasi wisata. Adapun potensi wisata di Tambrauw dibagi menjadi dua, yakni Blue Wonder dan Green Wonder.
Blue Wonder merupakan potensi pariwisata yang berada di sekitar pesisir pantai meliputi peninggalan tank perang dunia ke II, habitat burung cendrawasih, pulau dua, serta pantai Jeen Womom yang menjadi habitat terbesar penyu belimbing.
Sedangkan Green Wonder, adalah potensi pariwisata di sekitar pegunungan yang meliputi Bukit Sontiri dengan fenomena ribuan jaring laba-laba di pagi hari, mata air panas War Aremi, pemandangan matahari terbit di distrik Miyah, panorama air terjun Anenderat, serta pengamatan Cendrawasih dan aneka satwa.
Pemandangan Kabupaten Tambrauw, Papua Barat.
Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata, Guntur Sakti mengatakan, sejauh ini jalan sepanjang 680 kilometer di wilayah Tambrauw telah dibangun dengan dana APBD. Adanya pembangunan jalan membuat akses wisatawan jadi lebih mudah untuk menuju Tambrauw.
Hal itu, kata Guntur, menjadi komitmen pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk membangun Tambrauw sebagai tujuan wisata unggulan di Indonesia.
"Bisa dibilang 50 persen kemajuan pariwisata di daerah karena ada komitmen dari pemimpinnya. Saya dibuat kagum karena sepanjang 680 km jalan yang dibangun di Kabupaten Tambrauw untuk membuka aksesibiltas merupakan dana APBD," ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (8/3) siang.
Bupati Tambrauw, Gabriel Asem, menambahkann demi mempercepat pertumbuhan pariwisata Tambrauw, pembangunan infrastruktur menjadi prioritas pembangunan saat ini. Dimana, jalan dan jembatan menjadi hal utama dalam pembangunan.
Pemandangan Kabupaten Tambrauw, Papua Barat.
Lebih lanjut, Gabriel menjelaskan aksesibilitas memasuki Tambrauw, dapat melalui dua titik, Manokwari dan Sorong. Wisatawan bisa masuk melalui Manokwari atau Sorong menggunakan direct flight dari Jakarta atau Makassar, kemudian dilanjutkan menggunakan moda transportasi darat, laut, atau udara menuju Tambrauw.
Selama tujuh tahun pemerintahan, Gabriel mengaku telah menghabiskan dana hingga Rp 10 miliar untuk mempersiapkan segala hal yang mendukung promosi Tambrauw. Dimulai dari infrastruktur jalan, jembatan, listrik, telekomunikasi, air bersih, hingga pembangunan cottage.
Pada tahun 2019, ia menjelaskan, Tambrauw akan mulai mengundang investor untuk berinvestasi seperti Papua Diving dan Gajah Tunggal Group.
Ia menjelaskan, setiap wisatawan yang ingin mengunjungi Tambrauw harus membeli Pin dan dikenakan biaya tarif masuk. Bagi wisatawan domestik dikenakan tarif sebesar Rp 200 ribu per orang. Sementara wisatawan asing membayar tarif sebesar Rp 400 ribu. Pin tersebut dapat dibeli di bandara Domine Eduard Osok di Sorong Papua Barat.
Tambrauw menargetkan pariwisatanya siap untuk dipromosikan pada 2019 agar dapat mendatangkan 5000 wisatawan tahun ini. Meski belum terdata spesifik, Gabriel menyatakan hingga kini Tambrauw sudah menjadi pilihan destinasi wisata bagi para wisatawan mancanegara asal Perancis dan Belanda. Terutama, bagi mereka yang menjadi pecintah burung.