Jumat 08 Mar 2019 16:04 WIB

Tekan DBD, Bandung Programkan Satu Rumah Satu Kader Jumantik

Kader memiliki tanggung jawab mengecek keberadaan jentik di rumahnya.

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Dwi Murdaningsih
Siswa Jumantik melakukan pemberantasan jentik di dalam bak mandi SMPN 2 Jombang, Jawa Timur, Jumat (8/2/2019).
Foto: Antara/Syaiful Arif
Siswa Jumantik melakukan pemberantasan jentik di dalam bak mandi SMPN 2 Jombang, Jawa Timur, Jumat (8/2/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung terus menekan meningkatnya kasus demam berdarah dengue (DBD). Hal ini seiring kembali tingginya curah hujan yang sering membuat genangan air yang jadi sarang nyamuk Aedes aegypti.

Pemkot Bandung memperbanyak kader juru pemantau jentik (jumantik) untuk menekan penyebaran nyamuk Aedes aegypti. Satu rumah dilatih satu kader jumantik.

Baca Juga

Wali Kota Bandung Oded M. Danial meresmikan program satu rumah satu kader jumantik yang diawali di Kecamaran Kiaracondong, Jumat (8/3). Jadi, dalam satu keluarga minimal ada satu kader yang memantau kondisi rumahnya.

"Mereka di rumah masing-masing memeriksa jentik-jentik nyamuk, membersihkan air-airnya yang nyangkrung (menggenang) dan sampah-sampah. Membersihkan agar nyamuk tidak betah lagi disitu. Satu kader untuk satu rumah," kata Oded kepada wartawan.

Ia menuturkan dengan adanya kader di dalam rumah masing-masing maka diyakini perkembangan nyamuk bisa ditekan. Sebab, mereka bertanggungjawab terhadap lingkungan rumahnya masing-masing.

Ia mengapresiasi, Kecamatan Kiaracondong memulai program ini. Sebab Kiaracondong menjadi salah satu dari 30 kecamatan yang banyak terjadi kasus DBD. Tercatat hingga Maret ada 75 pasien DBD yang merupakan warga kecamatan ini.

Ia mengatakan ke depannya program ini akan digencarkan ke seluruh kecamaran. Sehingga masyarakat semakin paham dan tersosialisasi terhadap pencegahan penyakit DBD.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung Rita Verita mengatakan kader ini memiliki tanggung jawab mengecek keberadaan jentik di rumahnya. Kondisi ini akan dilaporkan secara berkala.

"Dalam satu rumah dilatih anggota keluarga itu untuk jadi kader jumantik.

Ada buku observasi jentiknya. Nanti dilaporkan setiap dikontrol bak-baj mandi nanti dilaporkan dalam kartu pink tadi," kata Rita di lokasi yang sama.

Ia mengatakan program kader di setiap rumah ini menjadi salah satu bagian pencegahan berkembangnya kasus DBD. Sebab, lingkungan runah juga berpotensi menjadi tempar berkembangbiaknya nyamuk aedes aegypti.

Menurutnya, banyak peralatan rumah tangga yang bisa menjadi tempat jentik nyamuk. Mulai dari bak mandi, talang air, hingga tempat tetesan air dispenser.

"Banyak sekali memang yang harus diperhatikan. Dispenser tempat tetesan airnya. Kemudian vas bunga di bakinya. Belakang kulkas ada tampungan air. Tempat minum burung dan talang air. Kan suka ada air tergenang dari hujan. Memang itu perlu diperhatikan betul," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement