Kamis 07 Mar 2019 13:01 WIB

Banjir meluas, Aktivitas Pasar Dayeuhkolot Lumpuh

Ribuan rumah terendam banjir dengan ketinggian bervariasi dari 10 cm hingga dua meter

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Andi Nur Aminah
Banjir di Bandung (ilustrasi)
Foto: Antara/Raisan Al Farisi
Banjir di Bandung (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DAYEUHKOLOT -- Hujan deras yang terjadi Rabu (6/3) menyebabkan air sungai Citarum terus meluap. Akibatnya, banjir di tiga wilayah Kecamatan Baleendah, Dayeuhkolot, Bojongsoang, Kabupaten Bandung semakin meluas. Beberapa akses jalan yang Rabu (6/3) masih bisa dilintasi sekarang terputus.

Seperti di Jalan Dayeuhkolot-Baleendah, serta Jalan Siliwangi perbatasan Dayeuhkolot-Baleendah dan jalan Andir-Katapang. Serta beberapa jalan lainnya yang terendam banjir. Namun masih bisa dilintasi kendaraan.

Baca Juga

Ribuan rumah terendam banjir dengan ketinggian bervariasi dari 10 cm hingga dua meter. Salah satu lokasi yang terendam banjir adalah Pasar Dayeuhkolot. Akibatnya, mayoritas pedagang tidak berjualan.

Berdasarkan pantauan, banjir merendam hampir semua kios dan ruko milik pedagang di pasar Dayeuhkolot. Akibatnya, banyak yang tidak berjualan. Namun, sebagian kecil pedagang masih ada yang berjualan karena tidak terendam banjir.

Salah seorang warga Baleendah, Kabupaten Bandung, Euis mengungkapkan banjir semakin meluas dan tinggi. Kondisi tersebut sudah berlangsung hampir tiga pekan terakhir dan belum surut hingga sekarang.

"Banjir semakin tinggi dan meluas. Kemarin ketinggian di rumah satu meter. Sekarang satu meter setengah," ujarnya, Kamis (7/3). Dia mengungkapkan, air banjir mulai meluas sekitar pukul 18.00 WIB, Rabu (6/3).

"Saya ngungsi di warung. Pengennya enggak ada banjir dan kalau ada banjir enggak masuk ke rumah. Banjir enggak papa, karena disini tempat banjir, asal enggak masuk rumah," katanya.

Sementara itu, Ketua RW 09 Kampung Jambatan, Hadi Aminjaya (52) mengeluhkan aktivitas penyedotan air banjir di danau retensi Cienteung yang dibuang ke sungai Citarum. Sebab dampaknya, arus banjir di Kampung Jambatan lebih kencang.

"Tiap penuh air banjir di danau retensi Cienteung, sering disedot dibuang ke Sungai Citarum. Airnya kembali lagi ke perkampungan rumah warga. Dampaknya, arusnya deras dan merusak pintu jadi jebol. Evakuasi pakai perahu oleng. Biasanya tenang," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement