Rabu 06 Mar 2019 17:27 WIB

PT Agro Jabar Ikut Stabilkan Harga Bawang Putih

Tahun ini juga Agro Jabar, akan melakukan perdagangan perdana ekspor kopi.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
PT Agro Jabar gandeng 10 kelompok tani di Kabupaten Bandung dan Garut untuk melakukan penanaman bawang putih secara plasma.
Foto: Foto: Arie Lukihardianti/Republika
PT Agro Jabar gandeng 10 kelompok tani di Kabupaten Bandung dan Garut untuk melakukan penanaman bawang putih secara plasma.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- PT Agro Jabar terus menunjukkan eksistensinya sebagai perusahaan perkebunan modern berwawasan lingkungan. Salah satunya melalui program kemitraan dengan menggandeng para kelompok petani di Cimenyan, Kabupaten Bandung.

Menurut Direktur Utama PT Agro Jabar Kurnia Fajar, para kelompok tani ini diberikan bibit, pupuk, obat, pinjaman lunak, pelatihan hingga jaminan pasar. Salah satunya kelompok tani Putra Harapan yang menaman bawang putih di Desa Merkarmanik, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung. 

“Program Kemitraan ini merupakan bagian dari kewajiban Agro Jabar sebagai importir bawang putih. Kami tidak langsung sebagai importir, Agro Jabar punya fungsi stabilitas," Kurnia Fajar dalam Siaran Persnya, Rabu (6/4).

Menurut Kurnia Fajar, bawang putih sempat menyumbang inflasi sehingga Agro Jabar melaksanakan fungsinya sebagai salahsatu perusahaan milik Pemprov Jabar yang ditugasi untuk menstabilisasi harga pangan. Berdasarkan peraturan Kementan RI, sebagai importir bawang putih wajib, perusahaannya wajib melakukan penanaman. Penanaman oleh Agro Jabar, dilakukan secara program kemitraan sebagai efesiensi. 

"Kami punya lahan di Garut yang ditanami bawang juga, tapi tidak banyak. Oleh sebab itu kami pilih di Kabupaten Bandung, karena cukup dekat dengan lokasi kantor pusat PT Agro Jabar. Lokasinya ada di Cimenyan, Arjasari, Ciwideuy dan pangalengan yang merupakan lahan sendiri," paparnya.

Kurnia Fajar berharap, bisa membantu pemerintah dalam rangka swasembada bawang putih. Apalagi, Kementan RI punya cita-cita untuk swasembada bibit bawang putih tahun 2021. Agro Jabar, memiliki peran serta dan kontribusi untuk dapat mewujudkan cita-cita demi kepentingan pertanian. 

Setelah swasembada bibit, kata dia, tentunya nanti bisa mengurangi angka impor. Sehingga, ujung-ujungnya kedaulatan pangan. "Angka impor berkurang, masyarakat mengunakan bawang produksi dalam negeri kembali sehingga kedaulatan pangan kita menjadi keniscayaan,” kata Kurnia Fajar. 

Untuk program 2018-2019, kata dia, Agro Jabar sudah bermitra dengan 10 kelompok tani di daerah Kabupaten Bandung dan Garut untuk melakukan penanaman bawang putih secara plasma. PT Agro Jabar juga, melakukan seremoni panen bawang putih di Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung. 

Menurut Kurnia Fajar, ia memiliki kewajiban tanam sebanyak 125 hektare. Hingga hari ini, ia sudah menanam 50 hektare dan sudah sekitar 13,1 hektare di panen dengan rata-rata produksi 7-9 ton per hektare. Ini, merupakan pencapaian luar biasa melebihi target pemerintah dalam hal ini Kementan yaitu 6 ton per hektare. 

Tahun ini juga Agro Jabar, akan melakukan perdagangan perdana ekspor kopi. "Harapannya kopi tahun ini bisa merealisasikan penanaman sekitar 150 hektar," katanya.

Selain itu, untuk gula aren, kata dia, masih terkendala pembangunan pabrik. Bisnis jeruk lemon masih menjadi salah satu unggulan bisnis Agro Jabar. "Alhamdulillah sudah ada kenaikan 10 persen sampai dengan 15 persen," katanya.

Rencananya, kata dia, dua pekan ke depan, ia akan melakukan MoU dengan PT Dharma Jaya salah satu BUMD Provinsi DKI Jakarta untuk mensuplai ayam broiler ke Jakarta yang jumlahnya 100 ton per bulan.

Di tempat yang sama, Wakil Bupati Bandung Gungun Gunawan meng-apresiasi, apa yang dilakukan PT Agro Jabar melalui program kemitraan dengan para kelompok tani di wilayah Kabupaten Bandung. Harapannya, Agro Jabar dapat berkolaborasi dalam menyelesaikan masalah pertanian di hilir. 

Pascapanen, memberikan jaminan kegiatan pertanian supaya dapat mensejahterakan petani melalui penanaman bawang putih. “Pemkab Bandung sedang mengembangkan Desa 1.000 kampung yang punya potensi dan unggulan dari desa tersebut," katanya. 

Kepala Biro Investasi dan BUMD Provinsi Jabar Noneng Komara Nengsih berharap, program-program seperti ini bisa terus berlanjut. Serta, dikembangkan di daerah lainnya di Jawa Barat. 

“Jawa Barat merupakan tanah yang potensial untuk pengembangan budidaya pertanian, sehingga program-program semacam ini bias di dukung oleh pemerintah baik provinsi maupun kabupaten,” katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement