REPUBLIKA.CO.ID, MUARO JAMBI -- Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad mengajak mahasiswa di Provinsi Jambi untuk memerangi kejatahan korupsi. Kejahatan korupsi dinilainya mengakibatkan dampak yang luar biasa seperti kemiskinan dan kesenjangan.
"Anda tidak boleh acuh, karena kalau kalian membiarkan kejahatan korupsi terus terjadi, dikhawatirkan suatu ketika anda tidak bisa membayar uang kuliah karena kemiskinan," kata Abraham Samad, pada acara seminar nasional di hadapan mahasiswa di Balairung Universitas Jambi, Mendalo, Muarojambi, Jambi, Selasa (5/3).
Pada kesempatan itu Abraham juga memaparkan terminologi nonhukum terkait perilaku korupsi dan bagaimana strategi pemuda dalam melawan korupsi. "Semua perilaku yang menyimpang dari amoral itu disebut perilaku korup, seperti anda menyontek kepada teman ketika ujian semester itu perilaku korup, kalau anda tidak mau dikatakan orang yang korup maka dari sekarang tinggalkan kebiasaan itu," tuturnya.
Generasi muda memiliki peran yang sangat penting dalam memerangi korupsi. Menurut Abraham, terdapat tiga cara dalam memerangi korupsi. Yakni memerangi korupsi dengan gigih, adil dan memerangi korupsi selama mungkin. "Ketika kita memerangi korupsi harus dilakukan selama mungkin dan perang terhadap korupsi adalah perang yang abadi, jangan sampai berhenti," katanya, menjelaskan.
Selain itu, yang paling penting juga dibutuhkan pendidikan antikorupsi dan nilai kejujuran serta kejujuran yang ditanamkan generasi sejak dini. Pendidikan dan kampanye antikorupsi ini yang paling penting. "Karena kalau kita tidak pernah mendidik generasi muda untuk antikorupsi, maka suatu ketika korupsi akan kembali lagi," ujarnya.
Selain itu, Abraham juga mengemukakan fenomena korupsi yang juga terjadi dalam pengelolaan sumber daya alam khususnya pertambangan. Sehingga mengakibatkan potensi sumber daya alam tidak mampu mendongkrak kesejahteraan masyarakat secara maksimal.
Ia menjelaskan, potensi kekayaan dan sumber daya alam di Indonesia sangat banyak. Namun ironisnya banyak juga penduduknya yang masih miskin. Dimana jumlahnya masih mencapai angka 27 juta orang atau 11 persen dari total jumlah penduduk di Indonesia.
"Korupsi mengakibatkan dampak yang begitu masif, seperti kemiskinan, pengangguran, ketimpangan dan kerusakan alam dan lain sebagainya. Jadi ini (korupsi) harus sama-sama kita perangi dan dihentikan," ujar Abraham.