REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Puluhan ulama asal Aceh hadir di Istana Negara pada Selasa (5/3) siang untuk menerima arahan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). Kesempatan tersebut mereka manfaatkan untuk meminta Jokowi terus melanjutkan kebijakan yang berpihak pada santri dan pesantren.
Ulama asal Aceh sekaligus Pimpinan Dayah Ummul Ayman Samalanga, Teungku H Nuruzzahri Yahya, mengungkapkan, para ulama di Aceh mengapresiasi kepemimpinan Jokowi yang akrab dengan ulama.
Tak hanya soal program kerja yang berpihak pada pesantren, pertemuan di Istana Negara tersebut juga diisi dengan klarifikasi Presiden soal hoaks yang menimpa dirinya. Waled Nu, sapaan akrab Nuruzzahri, menyebutkan bahwa para ulama di Aceh siap berada di garis depan untuk ikut mengklarifikasi kabar bohong terkait Jokowi. Menurut dia, hoaks yang disebar oknum tidak bertanggung jawab ini berisiko memecah belah masyarakat, terlebih umat Islam.
"Ya, supaya dapat diluruskan kepada orang yang belum tahu tentang berita-berita yang bisa memecah belah umat. Kita mesti benarkan yang memang benar," kata Waled Nu di Kompleks Istana Kepresidenan, Selasa (5/3).
Waled Nu juga menyampaikan bahwa para ulama di Aceh berharap proses pesta demokrasi yang akan berlangsung pada April 2019 bisa berjalan dengan lancar dan damai. Ia tidak ingin perbedaan pilihan politik berujung perpecahan umat.
"Siapa yang menang terserah yang ditakdirkan Yang Mahakuasa," ujar Waled Nu.
Meski begitu, Waled Nu menampik anggapan bahwa kehadirannya di Istana Negara hari ini sebagai bentuk dukungan para ulama Aceh kepada Jokowi sebagai capres nomor urut 01 dalam pilpres nanti. Waled Nud menegaskan, kedatangannya untuk menghadiri undangan sekaligus memberikan apresiasi atas kebijakan Presiden yang selama ini dianggap berimbas positif bagi kemajuan Aceh.
"Enggak lah (bukan dukungan), tapi Pak Jokowi kan sudah banyak berbuat untuk Aceh dan bangsa. Apa salahnya?" kata Waled Nu.