Selasa 05 Mar 2019 17:03 WIB

Dua SD Langganan Banjir di Bandung Terkendala Relokasi

Berdasarkan aturan, jarak sekolah ke permukiman maksimal 3 kilometer.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Christiyaningsih
Sekolah Dasar Negeri (SDN) kebanjiran (ilustrasi).
Foto: Antara/Oky Lukmansyah
Sekolah Dasar Negeri (SDN) kebanjiran (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Tiap musim hujan tiba, dua sekolah dasar (SD) negeri, yaitu SDN 1 Andir dan SDN 1 Bojong Asih, sering terendam banjir. Banjir tersebut bersumber dari luapan Sungai Citarum karena hujan yang deras. Hal itu membuat proses belajar-mengajar siswa di kelas sering kali dipindahkan ke tempat pengungsian sementara. Kondisi tersebut bisa berlangsung satu pekan lebih.

Saat dikonfirmasi, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bandung Juhana mengungkapkan, rencana relokasi sekolah, khususnya SDN 1 Andir masih terkendala lahan dan persetujuan dari warga. Dirinya mengaku sudah berkoordinasi dengan Camat Baleendah agar segera mencari tanah yang tepat untuk relokasi.

"Sekolah direlokasi, masyarakat tinggal sepakat. Agak jauh sedikit, masyarakat     enggak apa-apa?" ujarnya kepada Republika, Selasa (5/3). Menurut dia, berdasarkan aturan, sekolah paling jauh dari permukiman maksimal 3 kilometer.

Ia mengungkapkan, pada tahun anggaran 2019, pihaknya belum membuat program relokasi sekolah. Sebab, Disdik ingin agar masyarakat setuju lebih dulu terkait rencana relokasi. Sehingga, ketika sudah setuju diharapkan tidak ada lagi perdebatan. "Saya mau relokasi kalau masyarakat setuju. Saya maunya dekat ke kecamatan (Baleendah)," katanya.

Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Bandung Tedi Surahman mengungkapkan pihaknya mendorong meski sekolah terendam banjir. Namun, aktivitas belajar-mengajar diharapkan tetap berjalan.

Menurut dia, beberapa tahun lalu, pihaknya berupaya meninggikan sekolah menjadi dua lantai. Meski lantai dua tidak kebanjiran, akses menuju sekolah terendam banjir. "Ya sudah kalau gitu, kita cari alternatif lain. Relokasi harus cari lahan dan tidak bisa cepat. Pembahasan relokasi belum selesai," ungkapnya.

Ia menuturkan, untuk jangka pendek, alternatif yang dilakukan adalah mengungsikan mereka ke lokasi yang lebih aman dan tidak banjir. Sementara, relokasi SD harus dilakukan bersamaan dengan rumah warga juga. "Berkaitan dengan banjir, saya ngobrol dengan bupati. Semua pihak harus turun, provinsi dan pusat turun. Kabupaten terbatas. Koordinasi diperbaiki," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement