Selasa 05 Mar 2019 16:52 WIB

Nasib Pembangunan Gedung Pusat Kesenian di Cikutra tak Jelas

Pembangunan gedung kesenian digagas pada masa pemerintahan Gubernur Dedy Mizwar

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Christiyaningsih
Penampilan tradisi diiringi komposisi musik pada konser musik Samba Sunda berjudul Taramurag dalam rangka 25 tahun grup Samba Sunda, di Gedung Kesenian Sunan Ambu, Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI), Jl Buahbatu, Kota Bandung, Sabtu (25/2) malam.
Foto: Republika/Edi Yusuf
Penampilan tradisi diiringi komposisi musik pada konser musik Samba Sunda berjudul Taramurag dalam rangka 25 tahun grup Samba Sunda, di Gedung Kesenian Sunan Ambu, Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI), Jl Buahbatu, Kota Bandung, Sabtu (25/2) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat menangguhkan pembangunan Gedung Pusat Kesenian di Cikutra Bandung. Pembangunan gedung kesenian ini digagas pada masa kepemimpinan Ahmad Heryawan-Deddy Mizwar.

Menurut Sekretaris Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jabar Agus Hanafi, meskipun Pemprov sudah pernah melelang desain dan mendapatkan pemenang berhadiah Rp 300 juta tapi proyek itu belum direalisasikan. Terlebih, kepemimpinan Gubernur Ridwan Kamil sudah merencanakan akan membangun gedung pusat kebudayaan di 27 kabupaten/kota dalam lima tahun agar terjadi pemerataan.

"Kelihatannya ruhnya agak berbeda ya. Kalau yang (gedung pusat kebudayaan) ini kan dipusatkan untuk di kabupaten kota, bagaimana mengakomodir tentang potensi seni dan budaya di kabupaten kota," ujar Agus di Gedung Sate, Selasa (5/3).

Agus mengatakan gedung kesenian di Cikutra yang berskala besar direncanakan menjadi pusat budaya Jawa Barat secara keseluruhan. Akan tetapi, sejauh ini tidak ada kejelasan terkait nasib proyek tersebut. "Belum bisa memberikan jawaban secara pasti kalau yang itu," katanya.

Agus memastikan di luar itu, pembangunan gedung pusat kebudayaan di 27 kabupaten/kota akan menonjolkan kearifan budaya lokal. Pada 2019 ini setidaknya ada lima daerah yang akan mendapatkan bantuan keuangan untuk membangun. Kelima daerah tersebut yakni Ciamis, Subang, Sumedang, Garut, dan Kabupaten Bandung.

"Pasti ada karakteristik dari segi bangunan maupun kegiatan. Karena, kita harapkan dari bangunan fisik itu mengakomodir atau mengadopsi juga tentang budaya-budaya atau arsitek-arsitek lokal gitu," ujarnya. Dengan demikian konsep dan arsitektur gedung pusat kebudayaan masing-masing kabupaten atau kota akan berbeda-beda.

Agus mengaku Pemprov menganggarkan Rp 5-7 miliar untuk satu bangunan gedung pusat kebudayaan. Anggaran akan diberikan secara bertahap begitu juga pembangunan fisiknya. "Kami berharap nanti ada APBD kabupaten/kota dan jika diperlukan dalam skala lebih luas APBN," katanya.

Sebelumnya saat masih menjabat mantan wakil gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar mengatakan pemprov menganggarkan Rp 600 miliar untuk pembangunan gedung kesenian di Cikutra. Bangunan ini direncanakan berdiri di atas lahan seluas empat hektare.

Dari jumlah itu, Rp 450 miliar dialokasikan untuk biaya fisik sedangkan sisanya untuk kebutuhan akustik. Gedung yang diklaim berstandar internasional ini pun diharapkan bisa tuntas tahun depan. "Dengan adanya gedung berkapasitas 1.500 penonton ini, semoga bisa memenuhi kebutuhan seniman dan budayawan akan sarana pertunjukkan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement