REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus Partai Demokrat Andi Arief (AA) menjalani assessment di Badan Narkotika Nasional (BNN). Asessment atau penilaian tersebut salah satunya dibutuhkan untuk menyelidiki jaringan narkotika yang menjerat wakil sekretaris jenderal Partai Demokrat tersebut.
“(Jaringan) Belum (terdeteksi), sedang dalam penyelidikan,” kata Deputi Pemberantasan BNN Irjen Arman Depari di BNN, Jakarta Timur, Selasa (5/3).
Menurutnya, jaringan narkoba yang masuk ke Indonesia sangat beragam. Jika penyelundupan narkoba tidak digagalkan, Arman mengatakan, maka berpotensi barang haram tersebut masuk dan beredar di masyarakat dan dapat menyasar politisi, pejabat, hingga anak-anak sekolah.
“Nah, apakah ini sampai ke yang bersangkutan (AA), tentu akan dilihat akan diurai penyidik di lapangan. Saya kira kita harus beri kesempatan kepada penyidik untuk menyelesaikan tugasnya dan saya percaya mereka profesional,” kata Arman.
Berdasarkan temuan dan operasi BNN selama mengungkapkan kasus narkoba, dia mengatakan, bandar-bandar ini tidak hanya menyasar kalangan politisi dan pejabat, tetapi juga masyarakat biasa. Karena itu lanjut Arman, apakah Andi Arief mendapatkan narkoba dari bandar besar atau bandar kecil masih perlu dilakukan penelusuran.
“Tentu nanti akan didalami oleh para penyelidik, apakah itu dari bandar besar atau bandar jalanan nanti akan dijelaskan sendiri oleh penyidik,” kata Arman.