Senin 04 Mar 2019 19:26 WIB

Hampir 100 Persen Karhutla Disebabkan Ulah Manusia

Penyebab karhutla lainnya adalah faktor alam.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Muhammad Hafil
Pemadaman Karhutla: Helikopter Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menjatuhkan air dari udara saat membantu proses pemadaman kebakaran hutan dan lahan di Pulau Rupat, Kabupaten Bengkalis, Riau, Kamis (28/2/2019).
Foto: Antara/FB Anggoro
Pemadaman Karhutla: Helikopter Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menjatuhkan air dari udara saat membantu proses pemadaman kebakaran hutan dan lahan di Pulau Rupat, Kabupaten Bengkalis, Riau, Kamis (28/2/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkap 99 persen kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di Indonesia karena ulah manusia. Sedangkan sisanya sebanyak satu persen karena faktor alam.

"Antara lain, tidak sengaja karena buang putung rokok atau membakar sampah, disengaja karena ingin membuka lahan, dan disengaja karena dibayar. Alasannya adalah dampak kurangnya lapangan kerja," kata Kepala BNPB Doni Monardo di acara Rakor Kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana Karhutla di Kantor Bupati Bengkalis, Riau, seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Senin (4/3).

Baca Juga

Doni menambahkan, permasalahan utamanya adalah karena faktor ekonomi masyarakat. Salah satu solusinya adalah memanfaatkan lahan yang subur di Riau dalam meningkatkan komoditas ekonomi rakyat seperti kopi, lada, dan sebagainya, sehingga terbuka lapangan kerja untuk masyarakat.

Contohnya pasar lada setiap tahunnya sampai dengan 16 miliar dolar AS. Ia menambahkan, upaya pencegahan dan mitigasi akan lebih baik dan efektif dalam mencegah kebakaran hutan dan lahan. Tahun 2015, kerugian ekonomi Indonesia mencapai Rp 221 triliun atau 2 kali lipat akibat kerugian ekonomi di bencana tsunami di Aceh.

Menurut Doni, upaya mengurangi risiko dalam penanggulangan bencana dengan menjaga alam, "Alam Menjaga Kita. Harus menjaga keseimbangan alam. Program pentahelix yang melibatkan semua unsur, para pakar/akademisi, dunia usaha, pemerintah, masyarakat dan media," katanya.

Gubernur Riau, Syamsuar dalam sambutannya mengatakan, Pulau Bengkalis adalah pulau terluar dari Riau, selain Karhutla ancaman bencana lainnya adalah abrasi.

"Terima kasih atas kunjungannya ke Riau, komitmen kami mencetuskan Riau Hijau. Sesuai arahan Presiden tidak ada pembukaan lahan baru, dan kami berkomitmen tentang hal tersebut karena sudah ada 2,8 juta hektar lahan sawit dan Riau merupakan terbesar di Indonesia" ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement