REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Petugas Pusat Vulkanonolgi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan peringatan kepada nelayan untuk tetap waspada dan tidak mendekat ke kawasan Gunung Anak Krakatau. Karena aktivitas kegempaan di gunung itu kembali cukup aktif sejak akhir Februari 2019.
Aktivitas Gunung Anak Krakatau yang semula sempat mengalami penurunan kini kembali terlihat mengalami aktivitas kegempaan. Bahkan dalam beberapa hari terahir di akhir Februari lalu, aktivitas kegempaan di gunung anak krakatau teramati cukup aktif.
Deni Mardiono, Petugas Pusat Vulkanonolgi dan Mitigasi Bencana Geologi pada Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau, yang ditemui Ahad (3/3), di Pasauran Cinangka, Kabupaten Serang, Banten, meminta supaya masyarakat yang melakukan aktivitas di laut untuk memperhatikan jarak batas aman saat melakukan aktivitas. Mengingat aktivitas kegempaan yang sewaktu-waktu disertai letusan, dihawatirkan dapat membahayakan keselamatan.
"Karena Gunung Anak Krakatau ini masih aktif mengalami kegempaan yang sesekali disertai letusan, kami minta supaya warga yang beraktivitas di laut tetap waspada, untuk memperhatikan jarak aman, tetap menjauh di radius lima kilometer dari pusat kawah, ini demi keselamatan," katanya.
Diketahui, dalam beberapa hari terahir aktivitas kegempaan Gunung anak Krakatau sempat terekam mengalami peningkatan. Pada 23 Februari Gunung Anak Krakatau teramati mengalami erupsi dengan ketinggian kolom abu mencapai sekitar 500 meter dari permukaan laut.
Sementara 26 Februari Gunung Anak Krakatau teramati mengalami dua kali hembusan asap putih, gempa vulkanik dalam sebanyak enam kali, gempa tektonik lokal sebanyak satu kali. Sedangkan pada 28 Februari Gunung Anak Krakatau teramati mengalami 18 kali kegempaan vulkanik dalam, 9 kali gempa tektonik lokal dan dua kali gempa tektonik jauh.