REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon presiden (capres) nomor urut 02 Prabowo Subianto mengatakan dirinya bisa berada di pencapaian saat ini berkat dukungan tokoh-tokoh Muhammadiyah. Ia juga menganggap Amien Rais sebagai guru dan mentornya.
"Pak Amien Rais saya anggap sebagai tokoh bangsa, sebagai guru saya, mentor saya yang saat kritis tidak ragu-ragu terhadap itikad dan kemauan saya dan kawan-kawan untuk melakukan yang terbaik untuk negara dan bangsa kita," katanya ketika menerima dukungan dari eksponen Muhammadiyah yang tergabung dalam Aliansi Pencerah Indonesia (API) di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Ahad (3/3).
Karena itu, Prabowo pun merasa terhormat dan mengaku berterima kasih atas dukungan warga Muhammadiyah yang diberikan kepada dirinya dan cawapres Sandiaga Salahuddin Uno. "Terima kasih atas kehormatan yang demikian besar diberikan kepada saya. Terima kasih atas pernyataan dukungan kepada diri saya dan saudara Sandiaga Salahuddin Uno," kata Prabowo.
Ia mengaku merasa tidak enak lantaran dirinya dan Sandiaga kerap disebut-sebut lambang perubahan. Dengan sikap merendah, Prabowo mengatakan, dirinya hanyalah manusia biasa.
"Bagi saya pribadi, saya sebetulnya agak nggak enak, kalau denger nama saya disebut sering-sering begitu (lambang perubahan), karena saya merasa saya ini hanya manusia biasa. Tidak ada kelebihan bagi saya," tuturnya.
Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN), Amien Rais. (Republika TV)
Pada acara yang sama, Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais memuji sikap Prabowo yang tidak melakukan perlawanan meskipun beberapa kali diserang. Ia mengatakan sikap Prabowo tersebut merupakan langkah yang tepat.
Ia pun mengutip pernyataan salah satu sejarawan Betawi Ridwan Saidi yang mengatakan bahwa Prabowo jangan pernah menghancurkan calon presiden pejawat Joko Widodo (Jokowi). Sebab, ia mengatakan, Ridwan menyebutkan Jokowi saat ini sudah hancur. "Kali ini saya salah, Prabowo yang betul," imbuhnya.
Amien pun mengungkapkan salah satu ciri kejatuhan seorang pemimpin yaitu kerap mengambil langkah yang keliru. Menurutnya kekeliruan-kekeliruan tersebut justru kerap berujung pada blunder-blunder.
"Biasanya kita amati kalau seorang pemimpin mau jatuh, itu langkah-langkahnya itu khas dari salah, keliru, blunder, keliru, blunder, makin lama bludner makin salah dan insya Allah tumbang karena kehendak Allah," kata Amien.
Amien menuturkan sebuah pepatah Arab yang mengatakan bahwa jika ingin menjadi pembohong yang profesional, maka memori orang itu harus kuat. Menurut Amien, Jokowi memiliki memori yang sangat pendek.
"Pak Prabowo mengatakan bahwa uang Indonesia yang berada di luar negeri itu 11 triliun, tetapi disambar pejawat mana buktinya? Ternyata, dia sendiri mengatakan sudah lupa bahwa di kantong saya ini uang Indonesia di luar negeri 11 triliun lebih, ini memang dia harus memahami kalau memori nggak kuat jangan suka bohong," ujar Amien.
Anggota Dewan Pembina Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi itu juga menyinggung pernyataan Jokowi yang mengatakan bahwa selama pemerintahannya tidak pernah ada kebakaran hutan. Hal itu berbeda dengan kenyataan yang ditemukan.
Selain itu, Amien menambahkan, Jokowi juga pernah menyebut bahwa laba bersih Pertamina di kuartal III mencapai 20 Triliun lebih. Namun, ia mengatakan, data itu dibantah langsung oleh pimpinan Pertamina yang menyebut hanya Rp 5 Triliun. "Nah, yang kayak gini sudah layak diganti, insya Allah," tuturnya.
Sebelumnya sejumlah relawan yang tergabung dalam API menyatakan dukungan kepada Prabowo-Sandiaga. Dalam pernyataan deklarasinya, API menegaskan akan menyumbang minimal 25,7 juta suara dari keluarga besar Muhammadiyah.
Selain itu, dalam deklarasi yang dibacakan oleh mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah 2006-2010 Muhammad Izzul Muslimim dan tokoh Muhammadiyah Andi Nurpati, eksponen Muhammadiyah juga siap menugaskan garda militan TPS di seluruh Indonesia. Pengawalan itu untuk mengamankan dan memenangkan Prabowo-Sandiaga.
Kemudian, API juga siap mengajak masyarakat Indonesia yang memiliki hak pilih dalam pemilu 2019 untuk memilih dan memenangkan Prabowo-Sandi serta meminta masyarakat agar tidak golput. "Kami eksponen besar Muhammadiyah dan Aisyiah seluruh Indonesia yang tergabung dalam Aliansi Pencerah Indonesia (API) dengan ini menyatakan, satu, siap berjuang memenangkan Bapak Prabowo sebagai presiden Indonesia dan Bapak Sandiaga Salahuddin Uno sebagai calon wakil presiden terpilih pada Pemilu 17 April 2019," kata Andi Nurpati membacakan deklarasi.