Ahad 03 Mar 2019 12:57 WIB

Tiket Pesawat Mahal, Wisatawan Pilih Berlibur ke Luar Negeri

Mahalnya tiket dalam negeri dimanfaatkan negara lain seperti Cina.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolanda
Petugas masukan barang milik penumpang ke bagasi pesawat di Bandara Internasional Soekarno,-Hatta, Tanggerang,Banten, Kamis (7/2).
Foto: Republika/Prayogi
Petugas masukan barang milik penumpang ke bagasi pesawat di Bandara Internasional Soekarno,-Hatta, Tanggerang,Banten, Kamis (7/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Perusahaan Penjual Tiket Penerbangan (Astindo) menyatakan, akibat harga tiket pesawat tak kunjung menurun, banyak wisatawan domestik memilih berlibut ke luar negeri. Sebab, harga tiket pesawat tujuan luar negeri lebih terjangkau daripada tujuan dalam negeri.

Sekretaris Umum Astindo, Pauline Suharno, menjelaskan, penjualan tiket menuju kota-kota destinasi wisata di Indonesia belum mengalami peningkatan yang berarti. Sebaliknya, tujuan ke luar negeri secara umum jauh lebih banyak dipesan oleh wisatawan.

Baca Juga

Leisure itu banyak, ada yang rombongan seperti corporate gathering yang menyewa pesawat. Ini yang tadinya mereka punya rencana domestik malah jadi internasional,” kata Pauline kepada Republika.co.id, Ahad (3/3).

Sejuah ini, Astindo mencatat, tujuan wisata paling banyak diminati yakni ke Singapura, Malaysia, dan Thailand. Namun, yang paling terlihat diminati yakni tiket pesawat tujuan Hainan, Cina. Pauline mencatat, penerbangan charter menuju Hainan disbusidi oleh pemerintah Cina.

Rata-rata, biaya paket perjalanan wisata menuju Hainan hanya Rp 5,6 juta termasuk tiket, akomodasi, tur, dan makan. Ia mengatakan, kendati di Hainan hampir tidak ada yang menarik untuk dikunjungi, tapi wisatawan asal Indonesia lebih tertarik. Selain karena dapat berwisata ke luar negeri, Hainan juga membebaskan visa untuk Warga Negara Indonesia.

Pauline menambahkan, mahalnya harga  tiket pesawat domestik saat ini jelas dimanfaatkan oleh negara lain. Ia memprediksi bahwa ke depan, akan semakin banyak pesawat charter dari kota-kota lain di Cina.

“Bukan untuk membawa turis negaranya masuk ke Indonesia. Tapi, malah mengangkut masyarakat kita ke sana,” ujarnya.

Disaat bersamaan, Pauline menuturkan, berdasarkan pengakuan dari sejumlah pelaku usaha travel, beberapa destinasi wisata domestik saat ini masih sepi. Terutama, Lombok dan Belitung. Hal itu diakibatkan oleh harga tiket yang mayoritas masih berada di kisaran batas atas tarif.

Kendati harga tiket diturunkan, maskapai memilih menurunkan tarif hanya pada level tengah bukan level bawah. “Khusus di Belitung, biasanya pulang pergi bisa Rp 800-900 ribu per orang, sekarang Rp 1 juta baru pergi. Ini yang kami pantau,” ujar dia.

Pauline mengatakan, pihaknya juga sudah bertemu dengan Kementerian Perhubungan agar permasalah harga tarif yang dipasang oleh maskapai bisa lebih terjangkau. Sebab, ketika harga mahal, otomatis wisatawan domestik akan akan menyesuaikan diri sesuai kemampuan masing-masing.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement