REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI -- Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) menyebut dirinya mengalami fitnah dan hoaks hingga ke pelosok Jawa Barat (Jabar). Dia tak ingin Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mengalami hal yang sama dengan Jabar.
Jokowi menceritakan, beberapa waktu lalu timnya melakukan survei internal. Hasilnya, Jokowi mengaku kaget ketika perolehan suaranya di Jabar dalam survei internal yang dilakukan timnya tiba-tiba anjlok signifikan. Tidak tanggung-tanggung, suaranya bahkan diperkirakan anjlok sampai 8 persen.
"Enggak ada hujan, enggak ada angin. Tahu-tahu anjlok delapan persen. Kami cek, ke bawah, ke bawah, ke bawah. Cek lagi ke rumah, ke rumah, ke rumah. Apa yang muncul? Ternyata fitnah hoaks sudah masuk," kata Jokowi saat hadir dalam acara Rakerda Tim Kampanye Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara di Hotel Claro Kendari, Sultra, Sabtu (2/3).
Menurut Jokowi, ia menemukan kabar bohong dan fitnah tentang dirinya telah disebarkan hingga ke pelosok-pelosok di Jabar sehingga banyak warga yang percaya. Sejumlah isu yang terus diembuskan yang coba Jokowi jawab pada kesempatan itu, di antaranya soal Pemerintah akan melarang azan jika Jokowi menang, pelegalan perkawinan sejenis, Jokowi antek asing, dan Jokowi PKI. "Isu pemerintah melarang azan ini sudah enggak masuk logikanya, enggak masuk, cawapres kami Ketua MUI," katanya.
Namun, lanjut Jokowi, sayangnya isu tersebut telah menjadikan sekitar 9 juta orang percaya. Sehingga Jokowi menegaskan pihaknya harus mulai bergerak menangkal kabar bohong tersebut.
"Dari survei 9 juta orang percaya, kalau saya diam enggak jawab bisa jadi 15 juta sampai 20 juta orang percaya. Bahaya sekali. Harus dilawan. Jangan diam saja, ada isu seperti itu didiamkan saja," katanya.
Karena itu, Jokowi menekankan agar jangan sampai masyarakat di Sultra juga disusupi kabar bohong dan hoaks. "Kami tak ingin di Sultra ini juga kemasukan seperti yang tadi saya sampaikan sehingga persentasenya menurun. Kalau ada sesuatu di bawah yang kami kira isunya mengganggu dan akan menurunkan, hati-hati. Elektabilitas para caleg, elektabilitas partai, elektabilitas capres/cawapres, itu berhubungan," katanya.
Namun, lanjut Jokowi, berkat upaya menangkal kabar bohong tersebut, saat ini dia telah mendapat kepercayaan dari masyarakat Jabar. Bahkan, dia menyebut suara pemilihnya makin menguat di Jabar dan unggul sekitar empat persen dari suara lawan politiknya.
"Di Provinsi Jawa Barat, saat itu, 1,5 bulan yang lalu kami sudah menang empat persen. Dahulu 'kan kami kalah telak, tuh, ini sudah menang empat persen," kata Jokowi.
Ia berpendapat bahwa elektabilitas partai anjlok maka elektabilitas capres dan calegnya juga turun. "Begitu partai turun, capresnya turun, calegnya juga pasti turun. Kalau ada isu-isu segera direspons," katanya.
Para pendukung Jokowi pun berkali-kali meneriakkan dukungan dan menunjukkan antusiasmenya selama Jokowi berpidato. Ia juga memaparkan sejumlah program prorakyat yang telah dilakukan dalam 4,5 tahun terakhir, termasuk pembangunan infrastruktur, Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar, bantuan sosial, hingga dana desa.
Jika terpilih kembali, Jokowi menjanjikan tiga hal, yakni program KIP Kuliah, Kartu Prakerja, dan Kartu Sembako Murah. Di sisi lain pengembangan SDM untuk mewujudkan SDM premium akan dilakukan dengan dana abadi pendidikan dan penelitian akan disisihkan mencapai Rp 100 triliun dalam lima tahun.