REPUBLIKA.CO.ID, NGAMPRAH- Sebanyak 21 orang warga Kabupaten Bandung Barat terkena gigitan anjing rabies dan binatang lainnya hingga Selasa (26/2) lalu. Mereka yang terkena gigitan rata-rata berasal dari wilayah Selatan seperti Kecamatan Cililin, Sindangkerta dan Gununghalu.
Meski tidak menimbulkan gejala rabies dan kematian, namun antisipasi terhadap gigitan anjing rabies terus dilakukan. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung Barat terus melakukan sosialisasi tentang penanganan anjing rabies dan vaksinasi terhadap warga yang terkena gigitan.
"Setelah mendapatkan informasi warga ada yang digigit anjing liar rabies. Kita langsung melakukan vaksinasi tiga kali," ujar Kepala Dinkes Kabupaten Bandung Barat, Hernawan kepada Republika, Jumat (1/3).
Menurutnya, mereka yang terkena gigitan hingga saat ini tidak ada yang menunjukan gejala rabies. Pihaknya terus memantau perkembangan 21 orang yang terkena gigitan.
"Gak ada yang meninggal dan menunjukan rabies. Virus rabies menyerangnya ke saraf pusat. Jika warga positif rabies gejalanya dia takut dengan sinar matahari," katanya.
Ia mengungkapkan, Dinkes terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat di daerah yang rawan gigitan anjing rabies. Menurutnya, jika terkena gigitan langsung maka harus segera dibersihkan dengan air yang mengalir dan sabun.
"Rata rata, warga yang terkena gigitan rabies belum divaksin karena bukan program rutin. Rabies itu memang virus yang ada di binatang seperti kucing, kera, kelelawar. Tapi virus itu bisa menular ke manusia dengan cara gigitan dan bisa menyebabkan meninggal dunia," ungkapnya.