REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG BARAT -- Delapan rumah di Kampung Babakan Jati RT 01 RW 04 Desa Rancapanggung, Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat terancam ambruk. Sebabnya, di wilayah tersebut telah terjadi pergerakan tanah dan terjadi retakan-retakan pada rumah warga.
Salah satunya rumah seluas 500 meter persegi milik Riyad. Bagian lantai dan tembok rumah Riyad mengalami retak parah sehingga tidak bisa digunakan. Akibatnya, ia mengalami kerugian mencapai ratusan juta sebab rumahnya baru dibangun satu tahun terakhir.
"Retakannya parah dan tidak bisa diperbaiki bangunannya," ujarnya, Jumat (1/3). Dirinya mengungkapkan sejak Sabtu (23/2) lalu akibat hujan deras terjadi pergerakan tanah. Bahkan, beberapa hari kemudian kondisinya semakin parah.
Menurut pria berusia 33 tahun tersebut pergerakan tanah kali ini dirasa yang paling parah. Sebab retakan tanah yang semakin melebar hingga mencapai 20 sentimeter. Ia pun melakukan antisipasi dengan membongkar sebagian bangunan yang hampir ambruk.
"Supaya bangunan yang masih aman tidak terbawa bangunan yang terancam ambruk. Jadi pondasinya dilepas," ungkapnya.
Sementara itu, warga bernama Ii Sugandi mengaku dapur rumahnya mengalami kerusakan dan kandang ayam miliknya harus dibongkar akibat pergerakan tanah. Dirinya menyebut mengalami kerugian sekitar Rp 10 juta.
Menurutnya setiap turun hujan deras terjadi pergerakan tanah. Meski begitu, ia tidak mengungsi sebab kondisi rumahnya yang masih aman. "Kalau turun hujan saya sangat khawatir terjadi apa-apa," ungkapnya.